Biasanya setiap pengunjung akan menuju chouzuya untuk ritual penyucian diri dengan cara membilas tangan dengan menggunakan gayung. Setelah itu gayung tersebut diletakkan kembali di tepi tempat pembilas tangan tersebut untuk digunakan pengunjung berikutnya.
Namun, pegangan gayung tidak dicuci setelah digunakan setiap kali. Oleh karena itu, staf Kuil Tamamitsu khawatir tentang pegangan gayung yang bisa menularkan penyebaran virus.
Meskipun hal tersebut dihentikan, nitizen mengapresiasi kinerja Tamamitsu yang terkesan memiliki inisiatif dalam memperhatikan kebersihan terkait penyebaran virus. Para netizen memberikan komentar seperti :
"Aku sangat suka sikap mereka tentang ini."
"Ini terasa seperti ide dari ide tradisional bahwa sake juga bisa menjadi pemurni spiritual."
"Hebat! Agama harus selalu berpikiran terbuka seperti ini. ”
"Aku pikir bahkan para dewa pun tersenyum tentang ini."
"Aku bertaruh banyak kuil lain akan mulai melakukan hal yang sama."
"Aku berharap pembersih itu mengalir keluar dari mulut naga."
Baca juga: Perbedaan antara Kuil Jinja dan Otera
Dengan dilakukannya pembersihan diri menggunakan antiseptik sebelum memasuki kuil, hal ini berarti pengunjung tidak dapat menggunakannya untuk membilas mulut mereka.
Tradisi penyucian diri sebelum masuk ke kuil seharusnya juga termasuk membasuh mulut. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, sebagian besar pengunjung kuil melewatkan pembilasan mulut dan hanya membilas tangan mereka di chozuya saja
(Andra/Sumber: Soranews24)