OhayoJepang - Apakah ada cara untuk menjadikan omotenashi, konsep keramahtamahan tradisional Jepang yang dibanggakan khalayak Jepang, menjadi sarana untuk memperbaiki perilaku para wisatawan?
Baca juga: Berwisata ke Kyoto, Bagaimana Tata Krama saat Berkunjung ke Kuil?
Untuk mengatasi kesalahpahaman antara para wisatawan dan khalayak Jepang, Biro Pariwisata Kansai membuat tiga video yang direkam di tiga setting yang berbeda.
Pada akhirnya, dari semua kunjungan dan interaksi warga serta budaya, baik tuan rumah dan wisatawan berbagi tujuan yang sama: mengagumi keindahan Negeri Sakura.
Berikut isi salah satu videonya:
Bagian pertama video tersebut menyajikan potongan gerak lambat kejadian yang biasa saja: orang-orang tengah memesan makanan di kios penjual sate ikan.
Seorang pria Jepang menyaksikan kejadian ini dan berkata, "Semua orang terlihat bahagia. Namun, biar kuterawang pikiran mereka," seraya mengeluarkan sebuah teropong binokular "sakti".
Mendengar pikiran mereka, ternyata, kita telah salah menilai. Contohnya, seorang wisatawan yang terlihat amat senang memakan sate karena ia tak bisa menggunakan sumpit.
Kita juga mendengar pikiran para penjaga kios tersebut. Sedikit kesal, seorang penjaga kios berharap wisatawan tidak makan sate sambil berjalan.
Lalu, ada seorang perempuan yang melintas di depan kios itu. Dengan sedih, perempuan muda ini merenungi penyebab ia tak lagi datang ke kios itu.