Berekspresi Lewat Cosplay, Fenomena Budaya Jepang yang Disukai Anak Muda Indonesia

Andy, cosplayer asal Kota Malang yang berperan sebagai Sylus, karakter dari otome game 3D. Cosplay membuat Andy lebih percaya diri terutama saat memerankan karakter yang kuat dan karismatik. DOK. PRIBADI ANDY

Di tengah maraknya budaya pop yang berkembang di Indonesia, seorang pemuda tampil penuh percaya diri dengan rambut pirang mencolok dan kostum berwarna terang.

Lengkap dengan aksesori khas dan riasan dramatis, ia sepenuhnya menjelma menjadi karakter favoritnya.

Bukan sekadar kostum atau hiburan semata, bagi Andy, cosplayer asal Malang, cosplay adalah medium untuk menjadi dirinya yang paling utuh.

Cosplay yang berasal dari istilah "costume play", telah tumbuh menjadi fenomena global.

Namun lebih dari sekadar hobi mengenakan kostum karakter fiksi, bagi banyak penggemarnya, ini adalah bentuk ekspresi diri yang dalam.

Mengenakan identitas lain justru menjadi jendela untuk mengenali jati diri mereka sendiri.

“Seseorang yang pemalu bisa merasa lebih percaya diri saat memerankan karakter yang karismatik atau kuat,” ujar Andy kepada Ohayo Jepang, Sabtu (24/5/2025).

Dengan menjadi cosplayer, ia bisa melakoni karakter lain yang diperankan, dan di sisi lain juga turut membantu meningkatkan rasa percaya dirinya.

“Aku pengin jadi karakter yang mungkin aku biasanya enggak pernah kayak gini. Jadi kepengin aja sih jadi sesuatu,” kata dia.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!