Cerita WNI Kerja di Jepang, Dapat Ruang Shalat dan Menu Buka Puasa dari Bos

Ilustrasi ruang shalat di kantor. PEXELS/MICHAEL BURROWS

Eka yang bekerja di Tokyo selama enam tahun, mendapatkan ruang shalat di tempat kerjanya setelah berbicara dengan atasan. 

Di perusahaan tempat Eka bekerja sekarang, ruang shalat yang ia gunakan awalnya adalah ruangan kosong yang sebelumnya tidak memiliki fungsi tertentu.

Ruangan tersebut digunakan untuk menyimpan barang-barang seperti lemari dan peralatan lainnya.

"Nah, terus dibilang, kamu kalau misalkan shalat di sini mau gak? Oh, mau banget. Terus, oh yaudah nanti dibersihin gitu kata sachou," ujar Eka.

Sachou atau presiden perusahaan menawarkan ruangan tersebut kepada Eka setelah sebelumnya ia berbicara dengan atasannya mengenai kebutuhan tempat shalat.

Setelah ruangan dibersihkan, ia diberikan matras untuk alas shalat.

"Kalau misalkan enggak ada matras, kamu enggak apa-apa bawa matras sendiri? Ditanya gitu. Aku jawab enggak apa-apa. Saya sudah bawa sajadah sendiri. Nah, ternyata dikasih juga itunya, kayak handuk dari pesawat gitu. Terus di atasnya itu saya taruh sajadahnya," papar pria yang bekerja sebagai international sales specialist itu.

Pengalaman ini menunjukkan bahwa perusahaan di Jepang bisa memberikan ruang ibadah bagi karyawan Muslim jika ada komunikasi yang jelas.

Eka menekankan pentingnya meminta secara langsung, karena jika tidak disampaikan, perusahaan tidak akan tahu bahwa karyawan Muslim membutuhkan ruang shalat.

Sementara itu, Aya, seorang Muslim yang sedang menjalani tahun ke-7 di Jepang, menghadapi tantangan berbeda.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!