Kehangatan di Perantauan, Solidaritas Pekerja SSW di Asrama Jepang

Ifah, pekerja migran Indonesia sebagai SSW di Jepang, membagikan kisahnya menjalani musim dingin. KARAKSA MEDIA PARTNER

Tinggal di asrama mungkin terdengar monoton jika hanya dianggap sebagai tempat istirahat dan makan.

Namun, Ifah dan teman-teman sesama penghuni asrama berhasil menjadikannya lingkungan yang mendukung dan penuh kehangatan, meskipun jauh dari rumah.

Kali ini, kita akan mendalami kehidupan asrama mereka untuk memahami bagaimana mereka tetap saling terhubung dan membangun rasa kebersamaan.

Aktivitas Sosial di Asrama

Salah satu cara terbaik untuk mempererat hubungan adalah melalui makan bersama.

Namun, bagi Ifah dan teman-teman asramanya, koneksi mereka melampaui sekadar berbagi makanan.

“Kami di sini tidak punya kelompok atau geng tertentu. Semua orang dekat secara alami, dan kami memiliki rasa kebersamaan yang sama. Tidak ada yang bertengkar atau merasa terisolasi sampai ingin pulang,” jelas Ifah dengan nada serius.

Ifah menambahkan, “Kami punya grup chat, dan kadang belanja bareng kalau malas pergi sendiri. Ada yang pesan bahan makanan, lalu tanya ke yang lain apakah ada yang mereka butuhkan.”

Hal-hal kecil seperti belanja bersama atau pesan makanan mungkin terlihat sepele, tetapi menunjukkan bahwa penghuni asrama hidup harmonis dan saling mendukung.

Baca juga:

Kebersamaan dan Solidaritas Antar SSW

Kami bertanya kepada Ifah tentang solidaritas yang pernah ia saksikan di antara sesama penghuni asrama.

Tanpa ragu, ia berbagi beberapa contoh tentang bagaimana mereka saling terhubung.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!