Hidup di Asrama Jepang Berdasarkan Kisah Nyata Orang Indonesia

Ilustrasi kamar asrama dengan kasur tingkat, biasanya untuk tinggal pekerja asing atau pelajar. PEXELS/DOUGLAS RAFAEL FONSECA

Bagi pekerja Ginou Jisshuu maupun SSW di kota besar seperti Tokyo, asrama menjadi salah satu pilihan tempat tinggal paling umum. 

Tinggal di ruang bersama membawa tantangan dan kenyamanan tersendiri, mulai dari membangun hubungan dengan rekan hingga menyesuaikan diri dengan aturan dan rutinitas baru.

Widy, seorang pekerja SSW, berbagi cerita tentang kehidupannya di asrama sebagai bagian dari perjalanannya di Jepang.

Kesan Pertama Tentang Kehidupan di Asrama

Tinggal bersama rekan kerja dalam satu asrama bisa memberikan rasa kebersamaan.

Bagi Widy, meskipun awalnya sempat ragu, pengalaman ini ternyata jauh lebih positif dari yang dia bayangkan.

“Awalnya aku bingung bagaimana caranya hidup dengan banyak orang. Tapi ternyata lebih mudah karena semuanya perempuan. Kami jadi seperti keluarga, seperti saudara. Kami punya latar belakang dan pendidikan yang mirip, jadi kami saling mengerti,” cerita Widy.

Namun, Widy juga mengakui ada tantangan, terutama soal privasi.

“Kadang aku mau telepon keluarga, tapi asrama kan kadang berisik. Tirai di kamar juga tidak terlalu membantu. Jadi aku pergi ke lantai satu yang lebih sepi buat telepon,” tambahnya.

Meskipun ada kekurangan, Widy merasa bahwa tinggal di asrama memiliki kelebihan tersendiri. 

Ruang bersama ini bukan hanya praktis untuk perusahaan, melainkan juga menciptakan rasa persatuan dan kekeluargaan di antara para pekerja.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!