Pengalaman Kerja di Jepang Tentang Work-Life Balance, Izin Dulu Sebelum Lembur

Ilustrasi pekerja di Jepang. KARAKSA MEDIA PARTNER

Pernahkah kamu berpikir untuk bekerja di luar negeri tetapi merasa ragu karena mendengar cerita tentang budaya kerja di negara lain?

Jika kamu khawatir tentang hal ini, terutama menyangkut Jepang, saya akan memberi tahu kamu bahwa hal itu tidak sesulit yang dibayangkan.

Setelah tinggal dan bekerja di Jepang selama beberapa waktu, saya melihat bahwa bekerja di sini jauh lebih seimbang dan mudah diatur daripada stereotip yang banyak beredar.

Salah satu kekhawatiran terbesar orang tentang bekerja di Jepang adalah gagasan tentang lembur tanpa akhir dan beban kerja yang sangat berat.

Saya juga memiliki kekhawatiran ini sebelum pindah ke sini, karena saya sering mendengar bahwa Jepang memiliki budaya yang ketat dan gila kerja di mana orang diharapkan bekerja lembur setiap hari.

Namun, untungnya, pengalaman saya sangat berbeda dari persepsi tersebut.

Di pekerjaan saya saat ini, saya bekerja dari pukul 9 pagi hingga 6 sore, yang mirip dengan jadwal kerja saya di Indonesia.

Di kedua negara tersebut, hari kerja standar adalah sekitar 8 jam, dengan istirahat 1 jam di antaranya.

Di Indonesia, saya biasa mulai bekerja pukul 8 pagi dan selesai pukul 5 sore, dengan istirahat makan siang dari pukul 12 hingga 1 siang. Jadwal ini hampir sama dengan rutinitas saya di Jepang.

Bertentangan dengan apa yang mungkin diyakini sebagian orang, saya mendapati bahwa lembur bukanlah suatu keharusan di sini.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!