Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Awa Odori Plus di Koenji: Menyelami Tradisi Jepang dalam Setting Modern

Kompas.com - 24/Aug/2024, 08:30 WIB
Keseruan para penari yang penuh semangat mengikuti iringan musik serta meriahnya lampu dari project mapping. (KARAKSA MEDIA PARTNER)
Lihat Foto
Keseruan para penari yang penuh semangat mengikuti iringan musik serta meriahnya lampu dari project mapping. (KARAKSA MEDIA PARTNER)

Koenji, Tokyo, dikenal sebagai pusat budaya yang dinamis. Ohayo Jepang mendapatkan kesempatan untuk bisa hadir menyaksikan Awa Odori Plus secara langsung di Koenji.

Acara ini menawarkan panduan eksklusif mulai dari perkenalan tarian tradisional Awa Odori hingga pertunjukan tariannya yang diadakan di aula “Awa Odori” di basement lantai dua gedung ZA-KOENJI.

Baca juga: Apa itu Awa Odori Khas Jepang? Simak Sejarah dan Perkembangannya

Apa itu Awa Odori?

Awa Odori adalah pertunjukan tradisional yang memiliki sejarah lebih dari 400 tahun, berasal dari Prefektur Tokushima di Jepang barat.

Meskipun versi awal dari Awa Odori berakar dari festival Bon Odori untuk mengenang leluhur yang telah meninggal, asal-usul pasti dari tarian ini masih belum sepenuhnya jelas.

Video penjelasan sejarah munculnya Festival Awa Odori di Koenji, Jepang. (KARAKSA MEDIA PARTNER)
Video penjelasan sejarah munculnya Festival Awa Odori di Koenji, Jepang. (KARAKSA MEDIA PARTNER)

Bagaimana Awa Odori berawal di Koenji?

Pada 1950-an, Asagaya yang letaknya tidak jauh dari Koenji mengadakan festival besar yang menarik banyak pengunjung.

Melihat hal ini, Koenji pun ingin menciptakan festival yang tidak kalah menarik.

Setelah melalui banyak pertimbangan, akhirnya mereka memutuskan Awa Odori sebagai tema utama dari festival tersebut dan mulai diselenggarakan sejak 1957.

Kenapa Awa Odori?

Mereka mempertimbangkan berbagai festival lain seperti Bon Odori atau Mikoshi (tandu keagamaan yang biasa digunakan oleh agama Shinto yang dipercaya sebagai kendaraan dewa di Jepang) untuk menciptakan festival baru. 

Namun, keterbatasan ruang dan anggaran membuat mereka tidak dapat membuat panggung atau membeli mikoshi.

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Close Ads