Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

Mengenal Setsubun, Tradisi Unik Menyambut Musim Semi Jepang

Kompas.com - 09/04/2025, 16:04 WIB

Festival Setsubun (節分) di Jepang digelar untuk merayakan kedatangan musim semi, biasanya pada 3 Februari. Namun, terkadang dirayakan pada 2 atau 4 Februari pada tahun tertentu.

Tradisi musim semi ini bertujuan mengusir roh jahat dari rumah dan membawa keberuntungan untuk tahun yang akan datang.

Setsubun yang dimulai sejak periode periode Heian (794–1185) ini identik dengan ritual melempar kacang (mamemaki) dan makan sushi ehomaki.

Festival Setsubun dirayakan untuk menyambut musim semi sekaligus mengusir roh jahat. Setsubun identik dengan topeng roh jahat, ritual melempar kacang, dan makan sushi ehomaki.
Festival Setsubun dirayakan untuk menyambut musim semi sekaligus mengusir roh jahat. Setsubun identik dengan topeng roh jahat, ritual melempar kacang, dan makan sushi ehomaki.

Ritual Lempar Kacang (Mamemaki)

Mamemaki (豆まき) atau ritual melempar kacang konon dilakukan sejak periode Muromachi (1337-1573).

Para orang tua memakai kostum raksasa dan topeng seram yang menyimbolkan roh jahat.

Sementara itu, anak-anak melempar kacang ke arah "roh jahat" itu.

Kacang dipercaya melambangkan vitalitas dan kata 'mame' terdengar seperti 'mata setan' dalam Bahasa Jepang.

Setsubun dirayakan berdekatan dengan perayaan tahun baru kalender Lunar.

Dalam tradisi China, dipercaya roh dapat memasuki dunia manusia dengan mudah saat itu yang dapat mendatangkan kesialan.

Bukan cuma dipercaya dapat mengusir roh jahat, kacang juga melambangkan keberuntungan.

Orang Jepang makan kacang sebanyak hitungan usianya. Misalnya kamu berusia 15 tahun, maka makanlah 15 biji kacang.

Bahkan, pemimpin dan selebritis melemparkan sebungkus kacang ke kerumunan yang berkumpul di kuil sebagai bagian dari perayaan menyambut musim semi itu.

Menikmati hidangan simbolis dapat menarik keberuntungan, memberi kesempatan untuk melupakan peristiwa buruk tahun lalu, dan menyambut awal yang baru.

Baca juga:

Orang Jepang makan sushi gulung tebal (ehomaki) saat merayakan Setsubun, pergantian dari musim dingin ke musim semi.
Orang Jepang makan sushi gulung tebal (ehomaki) saat merayakan Setsubun, pergantian dari musim dingin ke musim semi.

Makan Sushi Ehomaki

Orang Jepang juga makan sushi ehomaki saat Setsubun. Nasi gulung ini berisi tujuh bahan yang mewakili Tujuh Dewa Keberuntungan.

Kamu bisa memilih sendiri isi sushi ehomaki bila membuatnya sendiri di rumah.

Cara makan sushi ehomaki ini bukan diiris, melainkan dimakan utuh satu gulung. Memotong ehomaki dipercaya bakal membawa nasib buruk.

Jangan lupa buat makan ehomaki utuh dalam diam sembari menghadap ke arah keberuntungan tahun itu berdasarkan zodiak.

Setsubun dapat dirayakan baik di rumah maupun kuil. Jika memilih merayakannya di rumah, ada beberapa langkah yang perlu diikuti.

Kamu bisa merayakan Setsubun di kuil. Di Tokyo, misalnya, terdapat Kuil Sensoji di Asakusa dan Kuil Zozoji yang terletak dekat Menara Tokyo.

*Artikel ini telah mengalami perubahan. Artikel asli ditulis oleh Dinia Adrianjara yang diterbitkan pada 23 Maret 2023.

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.