Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Ramen

Apa Jadinya Jika Restoran Sushi Kelas Atas Membuat Ramen?

Kompas.com - 12/02/2019, 14:53 WIB

OhayoJepang - Restoran “Menya Maishi” telah dibuka di Ginza, Tokyo pada tanggal 10 April 2018. Akhir-akhir ini, restoran ramen di wilayah Ginza semakin bertambah dan persaingannya pun menjadi semakin ketat.

Namun restoran ramen ini berbeda dengan restoran ramen lainnya. Hal yang membedakan yaitu restoran ini dikelola oleh “Nihonbashi Maishi” yang merupakan restoran sushi kelas atas di Nihonbashi. Restoran yang cocok dengan suasana lokasi Ginza ini, menyajikan ramen tingkat atas kualitas tinggi.

Tampak luar kedai ramen Menya Maishi
Tampak luar kedai ramen Menya Maishi

Kuah sederhana yang menggunakan ikan madai kelas atas

“Jika memikirkan tentang ‘ramen yang dibuat oleh restoran sushi’, sepertinya memang tidak ada selain ini”, kata pemilik toko Matsubashi-san. “Ini” yang dimaksud oleh Matsubashi-san adalah ikan tai (sejenis ikan bream) yang sedang banyak digemari.

Bahan yang digunakan untuk membuat kuahnya adalah kulit, daging, tulang yang tersisa setelah ikan diambil dagingnya untuk diolah (disebut dengan ara), dan bagian tulang tengah.

Ikan Madai yang digunakan merupakan produk dari Ehime yang juga digunakan oleh restoran sushi kelas atas dan restoran tradisional Jepang. Bahan-bahan ini dibeli di pasar ikan setiap harinya. Lalu untuk menyajikan potensi ikan secara maksimal, pengolahan awal dilakukan dengan sempurna.

Ikan diproses dengan pertama-tama dicuci untuk menghilangkan darah. Kemudian ikan direndam dengan air garam. Lalu dengan mengeringkannya, rasa lezat ikan tai akan terkunci.

Pada tahapan terakhir, ikan dipanggang dengan menggunakan oven untuk menambah aroma, tahap pengolahan awal pun selesai. Kuah dibuat dengan cara merebus ikan yang telah disiapkan sebelumnya hanya dengan air pada api kecil dengan dengan perlahan. Lalu ditambahkan rishiri-konbu (sejenis rumput laut) dan direbus untuk beberapa jam lagi.

Kuah ramen
Kuah ramen

Karena begitu yakin dengan rasa kuahnya, bumbu yang digunakan pun sederhana. Bumbu yang digunakan merupakan campuran dari tiga jenis garam yang dijemur di bawah sinar matahari. Ketiga garam ini  merupakan produk dari Pulau Ishigaki, Kochi, dan Pulau Awaji.

Saat meminum kuahnya, rasa dari ikan tai berkualitas tinggi tersebut akan menyebar di mulut, bahkan setelah kuah melewati kerongkongan rasa akan tetap tersisa untuk beberapa saat. Lalu saat disadari, semakin ingin meminum kuahnya lagi dan lagi, sebuah rasa yang membuat ketagihan.

Halaman:
Editor : Ni Luh Made Pertiwi F

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.