OhayoJepang - Selain terkenal dengan teknologinya yang mutakhir dan pop culture yang mendunia, Jepang juga terkenal dengan tingkat keamanannya yang tinggi. Jepang adalah negara yang aman, sehingga pemandangan seseorang makan sendirian di restoran atau berjalan sendirian, merupakan hal yang biasa.
Karaksa Media pun bertanya pada salah satu staf, seorang perempuan berwarga negara non-Jepang, untuk membagikan pengalamannya saat kali pertama melakukan perjalanan seorang diri di Jepang. Berikut ini kisahnya saat melakukan one day trip di Kyoto, yang bisa Anda “contek”.
Musim semi yang lalu, sekitar akhir bulan Maret, saya berpikir untuk mengunjungi Kyoto. Kyoto merupakan salah satu destinasi populer untuk melihat bunga sakura yang bermekaran. Karena pada saat itu adalah high season (musim padat kunjungan), maka tak heran jika harga tarif transportasi dan akomodasi akan mencapai puncaknya. Jadi saya mencari harga paling terjangkau dan mencoba perjalanan satu hari. Saya pun memilih bus malam yang tarifnya lebih murah setengah harga.
Bus malam ke Kyoto
Bus malam berangkat dari Yaesu exit di Stasiun Tokyo. Saya mengambil rute langsung ke Kyoto yang membutuhkan waktu perjalanan sekitar 8 jam. Beberapa bus lainnya memerlukan waktu yang lebih lama karena harus berhenti di beberapa kota sebelum sampai di Kyoto.
Dari seluruh pelayanan yang disediakan bus malam, hal yang membuat saya senang adalah pihak bus memisahkan area duduk khusus penumpang laki-laki dan perempuan.
Tiba di Stasiun Kyoto
Bus tiba di Stasiun JR Kyoto pada sekitar pukul 7 pagi. Saya menemukan toilet tempat saya bisa membersihkan diri sedikit. Sebelum saya mulai pergi menjelajahi Kyoto, saya menaruh tas bagasi di loker koin.
Pemberhentian pertama: Keage Incline
Keage Incline merupakan salah satu tempat terkenal di Kyoto untuk melihat sakura. Karena saya datang pagi-pagi sekali, tempat ini pun belum ramai. Saya pun bebas menikmati keindahan pohon sakura yang berjejer seorang diri.
Akses: Naik Bus No. 5 rute menuju Kuil Nanzenji dan berhenti di halte bus Nanzenji. Lalu berjalan kaki beberapa menit dari halte bus Nanzenji.
Pemberhentian kedua: Kuil Nanzenji
Karena sudah di area Kuil Nanzenji, saya cukup berjalan kaki sekitar lima menit untuk mencapai Kuil Nanzenji. Saya pun terpesona dengan keindahan bunga sakura yang berpadu panorama bangunan kuil Jepang berarsitektur tradisional.
Pemberhentian ketiga: Tetsugaku no Michi
Saya kemudian berjalan di jalanan belakang kuil. Kaki saya pun melangkah menuju Tetsugaku no Michi atau Jalan Filsuf. Ini merupakan jalan sepanjang satu kilometer dengan ratusan pohon sakura tumbuh berjejer di sisi jalan. Bayangan bunga sakura di air kanal yang berada di samping jalan, menghasilkan panorama yang indah dan menenangkan.
Ada pula toko suvenir yang menarik serta kafe yang menyediakan produk-produk buatan penduduk setempat. Saya pun menikmati makan siang di salah satu kafe yang ada di area tersebut.
Jika ada Kinkakuji (paviliun emas), maka ada Ginkakuji (paviliun perak). Paviliun ini bisa ditemukan di ujung Tetsugaku no Michi.
Itulah akhir dari perjalanan satu hari saya di Kyoto. Namun jika Anda ingin menjelajahi Kyoto lebih jauh, Anda bisa menghemat ongkos transportasi dengan membeli tiket One-day Pass kota Kyoto. Pusat penjualan tiket berada tepat di depan Chuo exit di Stasiun Kyoto, tempat Anda turun dari bus malam.
Tidak ada kata cukup untuk menikmati keindahan sakura bermekaran. Jadi walau Anda berada di Jepang sendirian, tidak ada alasan untuk menikmati keindahan sakura seorang diri.
Provided by Karaksa Media Partner (19 Januari 2019)