Paspor Jepang, Paspor Terkuat di Dunia

Paspor Jepang Shutterstock

OhayoJepang - Untuk tiga tahun berturut-turut, Jepang mengamankan tempat teratas di Henley Passport Index (HPI) dengan skor visa-on-arrival (VoA) 191.

Singapore bertahan di posisi ke-2 dengan skor 190, sementara Korea Selatan (Korsel) turun ke tempat ke-3 bersama Jerman. Paspor Jerman dan Korsel memberikan warganya akses ke 189 negara di seluruh dunia.

Baca juga: Visa Kerja di Jepang yang Paling Sering Dipakai Pekerja Asing

Performa paspor Amerika Serikat (A.S) dan Inggris terus menurun di HPI. Kendati kedua negara ini berada di 10 teratas, posisi ke-8 merupakan penurunan yang signifikan. Apalagi, mereka bersama-sama menggenggam posisi pertama pada 2015.

Finlandia dan Italia berbagi tempat ke-4 dengan skor 188, sementara Denmark, Luksemburg, dan Spanyol berbagi tempat ke-5 dengan skor 187.

Namun, kenaikkan terpesat dialami oleh Uni Emirat Arab (UEA) yang naik 47 tempat selama 10 tahun terakhir. Dan sekarang, UEA duduk di posisi ke-18 dengan skor VoA 171.

Di posisi bungsu, terdapat Afghanistan. Paspor Afganistan hanya dapat mengunjungi 26 negara bebas visa.

Ketua Henley & Partners sekaligus penemu konsep HPI berdasarkan data eksklusif dari Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA), Dr. Christian H. Kaelin, mengatakan indeks terbaru tersebut menyajikan wawasan menarik mengenai perubahan cepat dunia.

"Dominasi negara Asia di tempat-tempat teratas adalah argumen yang jelas akan keuntungan kebijakan 'pintu terbuka' dan penetapan perjanjian dagang yang saling menguntungkan. Selama beberapa tahun terakhir, kita telah melihat dunia memeluk mobilitas sebagai kondisi permanen kehidupan global.

"Indeks terbaru ini menunjukkan bahwa negara-negara yang menyambut kenyataan ini akan berkembang seiring warganya menikmati peningkatan kekuatan paspor mereka beserta keuntungannya," papar Dr. Kaelin.

Seperti yang ditunjukkan riset ini, keuntungannya bersifat luas. Menggunakan data historis dari HPI, para peneliti ilmu politik, Uğur Altundal dari Syracuse University dan Ömer Zarpli  dari University of Pittsburgh, menemukan adanya hubungan positif nan erat antara kebebasan bepergian dan kebebasan lainnya - dari ekonomi hingga politik, dan kebebasan individu.

Altundal dan Zarpli melihat "adanya hubungan jelas antara kebebasan visa dan kebebasan investasi. Seperti kebebasan berdagang, negara-negara yang memegang kebebasan berdagang memiliki paspor yang lebih kuat.

Negara Eropa seperti Austria, Malta, dan Swiss jelas menunjukkan bahwa negara dengan lingkungan ramah bisnis cenderung menempati tempat tinggi jika berbicara soal kekuatan paspor. Demikian pula, dengan menggunakan Human Freedom Index (HFI), kami menemukan hubungan erat antara kebebasan pribadi dan kebebasan bepergian."

(Alfonsus Adi Putra/Sumber: Asia Travel Tips/Japan Today)

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!