OHAYOJEPANG - Japan Tourism Agency (観光庁) merilis hasil survei terbaru yang menunjukkan lebih dari separuh wisatawan asing atau 51,1 persen tidak mengalami kendala saat berkunjung ke Jepang.
Angka ini naik 21,4 poin dibanding tahun sebelumnya dan 14,5 poin lebih tinggi dibanding survei sebelum pandemi 2019.
Survei dilakukan pada 13 Desember 2024 hingga 22 Januari 2025 dengan melibatkan 4.189 responden di lima bandara utama Jepang.
Baca juga:
Meski mayoritas turis tidak menemukan masalah, sejumlah kendala tetap dilaporkan.
Minimnya tempat sampah menjadi keluhan terbanyak dengan persentase 21,9 persen responden.
Kendala komunikasi dengan staf fasilitas, terutama di restoran, menempati urutan berikutnya dengan 15,2 persen.
Dua masalah ini menunjukkan perbaikan karena angkanya menurun tujuh hingga delapan poin dibanding survei sebelumnya.
Survei kali ini juga menambahkan kategori baru yaitu keramaian di destinasi wisata dengan 13,1 persen turis menyebutnya sebagai kendala.
Sebanyak 8,6 persen wisatawan menilai proses masuk ke Jepang masih menyulitkan terutama karena lamanya waktu tunggu di imigrasi.
Bandara New Chitose, Kansai, dan Fukuoka tercatat paling banyak menerima keluhan soal prosedur masuk.
Kesulitan menemukan tempat sampah paling sering terjadi di area wisata baik di kota besar maupun daerah.
Sebagian besar turis akhirnya memilih membawa kembali sampah mereka dengan angka mencapai lebih dari 70 persen.
Pada kendala bahasa, hampir separuh responden menyebut restoran sebagai lokasi utama kesulitan komunikasi.
Sekitar 70 persen wisatawan yang menghadapi masalah ini memanfaatkan aplikasi penerjemah atau sistem terjemahan otomatis.
Keramaian paling banyak dirasakan di destinasi wisata dan pusat informasi dengan 62 persen responden di kota besar menyebutnya sebagai kendala.
Di daerah, jumlahnya lebih rendah tetapi tetap signifikan yaitu 42 persen responden.
Sebagian besar wisatawan menilai kurangnya informasi terkait kepadatan dan kemacetan menjadi penyebab utama masalah ini.
Japan Tourism Agency menegaskan hasil survei akan menjadi dasar perbaikan lingkungan wisata.
Fokus utamanya adalah menciptakan kondisi yang lebih nyaman agar turis asing dapat menikmati Jepang tanpa stres.
Upaya perbaikan diarahkan pada kebersihan, komunikasi, serta pengelolaan keramaian di destinasi populer.
Sumber:
View this post on Instagram