Sebanyak 8,6 persen wisatawan menilai proses masuk ke Jepang masih menyulitkan terutama karena lamanya waktu tunggu di imigrasi.
Bandara New Chitose, Kansai, dan Fukuoka tercatat paling banyak menerima keluhan soal prosedur masuk.
Kesulitan menemukan tempat sampah paling sering terjadi di area wisata baik di kota besar maupun daerah.
Sebagian besar turis akhirnya memilih membawa kembali sampah mereka dengan angka mencapai lebih dari 70 persen.
Pada kendala bahasa, hampir separuh responden menyebut restoran sebagai lokasi utama kesulitan komunikasi.
Sekitar 70 persen wisatawan yang menghadapi masalah ini memanfaatkan aplikasi penerjemah atau sistem terjemahan otomatis.
Keramaian paling banyak dirasakan di destinasi wisata dan pusat informasi dengan 62 persen responden di kota besar menyebutnya sebagai kendala.
Di daerah, jumlahnya lebih rendah tetapi tetap signifikan yaitu 42 persen responden.
Sebagian besar wisatawan menilai kurangnya informasi terkait kepadatan dan kemacetan menjadi penyebab utama masalah ini.
Japan Tourism Agency menegaskan hasil survei akan menjadi dasar perbaikan lingkungan wisata.
Fokus utamanya adalah menciptakan kondisi yang lebih nyaman agar turis asing dapat menikmati Jepang tanpa stres.
Upaya perbaikan diarahkan pada kebersihan, komunikasi, serta pengelolaan keramaian di destinasi populer.
Sumber:
View this post on Instagram