Kota Toyoake di Prefektur Aichi, Jepang, berencana membatasi screen time anak-anak lewat aturan baru.
Aturan ini mengimbau penggunaan smartphone maksimal dua jam per hari dan menetapkan batas waktu malam untuk berhenti memakai gawai.
Jika disahkan, aturan ini akan mulai berlaku pada 1 Oktober.
Pemerintah kota menyebut langkah ini sebagai upaya pertama di Jepang untuk memberikan panduan resmi mengenai penggunaan smartphone dan perangkat elektronik oleh anak-anak.
Baca juga:
Dalam rancangan peraturan tersebut, siswa sekolah dasar diminta berhenti menggunakan smartphone setelah pukul 21.00.
Sementara itu, siswa SMP dan yang lebih tua diimbau untuk tidak lagi menggunakan gawai setelah pukul 22.00.
Berdasarkan Kyodo News (21/8/2025), tujuan aturan itu agar anak-anak memiliki waktu tidur yang cukup dan kualitas istirahat yang lebih baik.
Namun, pejabat kota menegaskan tidak ada sanksi bagi yang melanggar aturan ini.
Hal ini disebabkan sulitnya melakukan pengawasan penggunaan smartphone di luar sekolah.
Aturan lebih berfungsi sebagai panduan daripada larangan yang bersifat memaksa.
Peraturan ini mengakui bahwa smartphone, komputer, dan tablet sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, pemerintah kota mengingatkan bahwa penggunaan berlebihan, terutama untuk media sosial dan layanan streaming video, dapat berdampak negatif pada kesehatan maupun kehidupan keluarga.
Lewat aturan ini, anak-anak dan orang tua diharapkan lebih sadar dalam mengatur penggunaan gawai.
Seorang pejabat kota menjelaskan bahwa aturan ini dimaksudkan sebagai momen refleksi.
“Kami ingin peraturan ini menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk memikirkan kembali bagaimana mereka menggunakan smartphone,” ujarnya.
Pemerintah Kota Toyoake juga berencana menggandeng sekolah dan orang tua dalam pelaksanaan aturan ini.
Langkah ini dinilai penting agar kebiasaan sehat dalam penggunaan smartphone bisa benar-benar diterapkan di rumah maupun lingkungan belajar.
Aturan ini diharapkan bisa membantu anak-anak membangun pola penggunaan gawai yang lebih seimbang.
Pemerintah kota optimistis aturan ini dapat menjadi awal bagi masyarakat untuk berdiskusi tentang peran teknologi dalam keluarga.
Melalui kebijakan ini, pemerintah Kota Toyoake ingin menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara sehat.
© Kyodo News
View this post on Instagram