Kota itu terhindar dari serangan bom pembakar serta bom atom.
Para petinggi militer AS ingin kota-kota ini tidak diserang sebelum serangan bom agar mereka dapat mempelajari kerusakan yang ditimbulkan bom atom dengan lebih baik.
Nagasaki tidak masuk dalam daftar target awal, tetapi dipilih Menteri Perang AS saat itu, Harry Stimson.
Ia berhasil meyakinkan Presiden AS saat itu, Harry Truman, bahwa menghancurkan Kyoto, yang pernah menjadi ibu kota Jepang, akan mempersulit rekonsiliasi antara Tokyo dan Washington setelah perang.
Namun, sejarawan AS sejak itu mengklaim bahwa Stimson juga memiliki kepentingan pribadi untuk menyelamatkan Kyoto.
Ia sebelumnya telah beberapa kali mengunjungi Jepang dan dilaporkan menghabiskan bulan madunya di Kyoto.
Keputusan menyerah tanpa syarat diumumkan Kaisar Hirohito pada 15 Agustus 1945.
Kokura—sekarang Kitakyushu—lolos dari kehancuran, tetapi tidak dari kekhawatiran.
Ketika kabar mengemuka bahwa bom yang dijatuhkan di Nagasaki awalnya ditujukan untuk Kokura, rasa lega bercampur duka dan empati muncul.