Serangan bom atom di Nagasaki menewaskan sekitar 74.000 orang hingga akhir 1945.
Ribuan lainnya menderita penyakit akibat radiasi selama bertahun-tahun.
Matsumoto berharap film ini menjadi sarana refleksi, terutama saat ancaman senjata nuklir dan perang kembali meningkat.
Ia ingin penonton melihat peristiwa itu dari sudut pandang kemanusiaan.
Bagi Matsumoto, proyek ini terasa personal.
Kakeknya adalah seorang hibakusha yang aktif di organisasi perdamaian, namun tidak pernah menceritakan pengalamannya kepada cucu-cucunya.
Hibakusha merupakan sebutan untuk penyintas bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.
“Saya merasa sedang melanjutkan sesuatu yang mungkin ingin ia lakukan sendiri,” kata sutradara berusia 40 tahun itu.
Kisah film ini terinspirasi dari kumpulan kesaksian perawat yang disusun Palang Merah Jepang cabang Nagasaki pada 1980.