Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

Tumis Terong dan Pare Pakai Miso, Resep Tradisional Jepang Kaya Gizi

Kompas.com - 10/08/2025, 16:55 WIB

Setiap musim panas tiba di lembah pedesaan Kota Bungo Ōno, Prefektur Ōita; aroma tumis terung dan pare di atas wajan besi identik dengan satu hidangan klasik bernama kōneri.

Hidangan bertekstur kental ini lahir dari perpaduan kecerdikan petani, kekayaan sayuran setempat, dan selera makan yang menyesuaikan teriknya musim panas Kyūshū.

Baca juga:

Sejarah Nama Kōneri

Kata kōneri berasal dari kata kerja kone-ru yang berarti menguleni atau mengaduk.

Nama ini merujuk pada proses menambahkan campuran tepung terigu ke dalam kuah miso lalu mengaduknya hingga masakan mengental.

Di Semenanjung Kunisaki, varian kōneri yang menggunakan terung dan pare dikenal dengan sebutan Oranda atau Belanda.

Asal-usul sebutan unik ini masih belum diketahui.

Nama lain yang juga digunakan antara lain kokake, ankake, dan babakoroshi.

Daerah Subur Penghasil Terung dan Pare

Bungo Ōno memiliki bentang alam bergelombang yang dialiri sungai kecil dan besar.

Kondisi ini membuatnya menjadi salah satu kawasan hortikultura terkemuka di Prefektur Ōita.

Terung yang dipasarkan dengan merek Bīnasu terkenal karena bentuknya yang mulus dan cantik.

Pare dan terung tumbuh melimpah di lahan kering dengan tanah yang subur.

kōneri diyakini lahir sebagai cara praktis petani mengolah hasil panen sayuran yang berlimpah agar tidak terbuang.

Koneri, tumis terong pare pakai miso khas Prefektur Oita, Jepang.
Koneri, tumis terong pare pakai miso khas Prefektur Oita, Jepang.

Kandungan Gizi Kōneri

Miso yang dilarutkan dalam kaldu ikan kecil atau iriko lalu dicampur dengan terung, pare, dan tepung menghasilkan kuah pekat yang kaya mineral.

Tepung membantu mengunci cairan dari sayuran sehingga rasa dan gizinya tetap terjaga.

Tekstur yang lembut membuat hidangan ini mudah dinikmati oleh anak-anak, lansia, atau siapa saja yang merasa lelah akibat cuaca panas.

Sejak dulu, kōneri sering tersaji di meja makan keluarga Ōita pada puncak musim panen bulan Juni hingga Agustus.

Tradisi Memasak Kōneri

kōneri mudah dibuat dan memiliki kandungan gizi yang baik, sehingga tetap populer sebagai masakan rumahan atau katei ryōri.

Beberapa variasi modern muncul, seperti penggunaan saus shōyu, tambahan daging, atau remah ikan teri.

Meski begitu, esensi hidangan ini tetap sama, yaitu memanfaatkan hasil kebun lokal dan menyantapnya bersama orang tersayang di tengah panasnya musim panas.

Disediakan oleh: Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries website (https://www.maff.go.jp/j/keikaku/syokubunka/k_ryouri/search_menu/menu/koneri_oita.html) 

Disusun oleh Karaksa Media Partner, berdasarkan "うちの郷土料理 次世代に伝えたい大切な味 大分県 こねり" (Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries) (https://www.maff.go.jp/j/keikaku/syokubunka/k_ryouri/search_menu/menu/koneri_oita.html)

Penulis: Karaksa Media Partner (Juli 2025)

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.