Serunya lagi, versi mini dari Tanjiro juga hadir untuk memberi semangat di acara pembukaan.
Keesokan harinya, 514 peserta dari berbagai usia ikut serta dalam sesi “tanam padi bareng” yang terbuka untuk umum.
Anak-anak dan orang dewasa turun langsung ke lumpur, tertawa sambil menyusun pola demi pola dengan rapi.
Ada juga demonstrasi drone pertanian dan alat canggih dari perusahaan Kanto Koshin Kubota yang turut mendukung acara ini.
Istimewanya, penyelenggara menggunakan 10.275 batang kayu sebagai penanda desain, jumlah terbanyak sepanjang sejarah Tanbo Art di Gyōda.
Proyek rumit ini bisa selesai tepat waktu berkat bantuan relawan dan peserta.
Hanya butuh seminggu setelah tanam padi, desain Tanjiro mulai terlihat samar. Pada akhir Juni, motif kotak-kotaknya mulai terbentuk jelas.
Tali-tali penanda kemudian dicopot pada awal Juli agar pengunjung bisa melihat desain dengan lebih bersih.
Memasuki pertengahan Juli, warna tanaman mulai kontras. Itulah momen ketika pengunjung disarankan datang untuk melihat langsung keindahannya.