Musim panas di Jepang tahun ini terasa berbeda. Banyak warga memilih menghabiskan liburan di dalam rumah.
Melansir Kyodo News (11/7/2025), suhu panas yang sudah memecahkan rekor sejak Juni dan kenaikan harga kebutuhan hidup menjadi alasan utama di balik keputusan ini.
Survei online dari Intage Inc. terhadap 5.000 orang berusia 15 hingga 79 tahun menunjukkan, 37,5 persen responden mengatakan akan “menghabiskan liburan musim panas di dalam ruangan.”
Angka ini naik tipis 0,6 persen dibandingkan tahun lalu, tetapi mencerminkan tren yang makin terasa di masyarakat.
Baca juga:
Minat untuk beraktivitas di luar ruangan semakin menurun.
Hanya 3,3 persen responden yang berencana berkemah atau barbeku, turun 1,4 poin dari tahun sebelumnya.
Begitu pula dengan kunjungan ke taman hiburan yang hanya dipilih oleh 2,9 persen responden, turun 1,1 poin dibandingkan 2024.
Namun, jika cuaca tidak sepanas sekarang, hasil survei menunjukkan ceritanya bisa berbeda.
Sebanyak 10,2 persen responden menyebut pergi ke taman hiburan sebagai aktivitas musim panas impian mereka, sedangkan 7 persen lainnya memilih berkemah atau barbeque.
Artinya, cuaca panas menjadi salah satu faktor utama yang mengubah rencana liburan mereka.
Selain cuaca, kondisi ekonomi juga ikut memengaruhi.
Rata-rata anggaran liburan musim panas tahun ini tercatat 57.284 yen (sekitar Rp 6,2 juta), turun 2,2 persen dibandingkan tahun lalu.
Ini menjadi tahun kedua berturut-turut anggaran liburan mengalami penurunan.
Sebanyak 70,1 persen responden mengaku bahwa kenaikan harga barang dan pelemahan nilai yen berdampak pada rencana liburan mereka.
Menurut seorang perwakilan Intage Inc., “Selain panas yang ekstrem, harga yang terus tinggi membuat banyak orang memilih untuk lebih berhemat.”
Musim panas kali ini menjadi momen bagi banyak keluarga di Jepang untuk lebih santai di rumah.
Meski tak ramai dengan aktivitas luar, liburan tetap dinikmati dengan cara yang lebih sederhana dan hemat.
© Kyodo News
View this post on Instagram