Musim hujan di wilayah barat Jepang tahun ini berakhir jauh lebih awal dari biasanya.
Menurut Badan Meteorologi Jepang (Japan Meteorological Agency/JMA) musim hujan sudah selesai sekitar tiga minggu lebih cepat dari rata-rata, mencetak rekor baru sebagai yang paling awal dalam sejarah.
Melansir kantor berita AFP (27/6/2025), wilayah yang terdampak mencakup area luas dari Kyoto hingga Pulau Kyushu.
Biasanya, musim hujan berlangsung dari bulan Juni hingga Juli.
Namun, JMA mencatat bahwa tahun ini berakhir lebih cepat dibandingkan rekor sebelumnya yang terjadi pada awal Juli, antara dekade 1960-an hingga 1990-an.
Baca juga:
JMA menjelaskan bahwa saat ini wilayah barat Jepang berada di bawah pengaruh sistem tekanan tinggi yang kuat.
Kondisi ini diperkirakan tidak akan melemah dalam waktu dekat dan menjadi alasan utama berakhirnya musim hujan lebih cepat dari biasanya.
Seorang perwakilan JMA mengatakan bahwa cuaca saat ini tidak bisa langsung dikaitkan dengan perubahan iklim.
Namun, ia menambahkan bahwa perubahan iklim telah diamati secara konsisten selama bertahun-tahun.
Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang mengalami berbagai fenomena ekstrem.
Musim panas tahun lalu menjadi yang terpanas dalam sejarah negara tersebut. Musim dingin juga semakin kering, meningkatkan risiko kebakaran hutan.
Pada Maret lalu, kebakaran hebat di kota Ofunato tercatat sebagai yang terburuk dalam lebih dari setengah abad.
JMA juga mencatat bahwa musim dingin di pesisir Pasifik Jepang tahun lalu merupakan yang paling kering sejak pencatatan dimulai pada 1946.
Selain itu, topan-topan kuat yang melanda Jepang dalam beberapa tahun terakhir turut memicu banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah.
View this post on Instagram