Harga beras di Jepang melonjak hingga dua kali lipat dalam 12 bulan terakhir hingga Mei 2025.
Kenaikan ini turut mendorong inflasi dan menambah tekanan terhadap Perdana Menteri Shigeru Ishiba menjelang pemilu penting bulan depan.
Melansir kantor berita AFP (20/6/2025), menjelang pemilu majelis tinggi, Perdana Menteri Ishiba menjanjikan bantuan tunai sebesar 20.000 yen (sekitar Rp 2,2 juta) untuk setiap warga negara.
Anak-anak akan menerima dua kali lipat dari jumlah tersebut.
Baca juga:
Data resmi menunjukkan bahwa harga beras naik 101 persen pada Mei 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada April, kenaikan tercatat 98,4 persen, sementara pada Maret mencapai 92,5 persen.
Lonjakan harga ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan rantai pasok, musim panas dan kering dua tahun lalu yang merusak panen, serta praktik penimbunan oleh sebagian pedagang.
Selain itu, aksi beli panik tahun lalu setelah peringatan pemerintah soal kemungkinan gempa besar turut memperburuk situasi.
Kenaikan harga beras ini menjadi sumber utama kemarahan publik karena menyentuh kebutuhan pokok masyarakat.