Dalam cerita rakyat Jepang, sosok Ameonna (雨女, "wanita hujan") dan Ameotoko (雨男, "pria hujan") menggambarkan sifat hujan yang misterius dan seringkali berubah-ubah.
Kedua entitas ini sangat terkait dengan narasi budaya yang menghubungkan fenomena alam dengan pengalaman manusia.
Ameonna adalah yōkai atau entitas supranatural yang secara tradisional digambarkan sebagai seorang perempuan pembawa hujan ke mana pun dia pergi.
Salah satu ilustrasi awal tentang Ameonna dapat ditemukan dalam karya Toriyama Sekien, Konjaku Hyakki Shūi. Dia digambarkan berdiri di tengah hujan, menjilat air hujan di tangannya.
Dalam cerita rakyat, Ameonna sering dikaitkan dengan kesedihan dan kehilangan.
Beberapa cerita menyebutkan bahwa dulunya dia adalah makhluk surgawi atau dewi yang turun ke bumi dan kemudian terkorupsi, akhirnya berubah menjadi yōkai.
Ia kadang-kadang disalahkan atas penculikan anak-anak pada malam hujan, menambah rasa takut orang pada cerita urband legend ini.
Baca juga:
Ada versi pria dari Ameonna yang disebut Ameotoko dan memiliki tampilan serupa.
Meskipun tidak sepopuler dalam cerita rakyat tradisional, istilah ini telah diadopsi dalam bahasa modern untuk menggambarkan pria yang tampaknya menarik hujan, terutama saat acara penting.
Seperti halnya Ameonna, konsep Ameotoko mencerminkan kecenderungan manusia untuk mempersonifikasikan dan mencari makna dalam kejadian alam.
Di Jepang kontemporer, istilah Ameonna dan Ameotoko berkembang melampaui asal-usul mitologis mereka.
Kedua istilah ini secara kolokial digunakan untuk menggambarkan individu yang dianggap membawa hujan bersamanya, seringkali secara humoris disalahkan atas hujan deras yang tiba-tiba saat acara atau kegiatan.
Penggunaan modern ini menegaskan keberadaan berkelanjutan dari figur ini dalam budaya Jepang, yang menggabungkan kepercayaan kuno dengan pengalaman sehari-hari.
Konsep Ameonna meresap ke dalam berbagai aspek media Jepang, termasuk sastra, anime, dan film, yang seringkali melambangkan kesedihan atau gangguan yang tak terduga.
Istilah "Ameonna" dan "Ameotoko" umum digunakan dalam percakapan sehari-hari, mencerminkan integrasi cerita rakyat ke dalam bahasa dan pemikiran modern.
Legenda Ameonna dan Ameotoko menggambarkan keindahan cerita rakyat Jepang yang kaya.
Unsur alam dipersonifikasikan untuk menyampaikan emosi manusia dan nilai sosial.
Cerita mereka terus menggema, memberikan wawasan tentang pentingnya hujan dalam budaya Jepang dan dampaknya terhadap kehidupan manusia.
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Juni 2025)
View this post on Instagram