Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

Mau Bersih Seperti Jepang? Harusnya Indonesia Bisa Tiru Cara Ini

Kompas.com - 12/06/2025, 19:20 WIB

Jepang dikenal sebagai negara yang sangat menjaga kebersihannya. Mulai dari kota besar seperti Tokyo hingga desa kecil yang tenang, semua tempat terasa bersih dan terawat.

Kalau kamu pernah ke Jepang, pasti kamu menyadari satu hal sampah hampir tidak pernah terlihat di jalanan, meskipun tempat sampah umum cukup jarang ditemui.

Belakangan ini, budaya kebersihan Jepang semakin diperhatikan, apalagi dengan semakin banyaknya wisatawan yang datang.

Banyak orang yang terkesan dengan kedisiplinan orang Jepang dalam menjaga kebersihan, mulai dari sekolah, tempat olahraga, stadion, sampai saat mengikuti turnamen internasional.

Setelah mengamati langsung dan mendengar cerita dari orang Jepang, saya jadi lebih penasaran dengan kebiasaan ini.

Di artikel ini, saya ingin berbagi pengalaman dan pengamatan tentang bagaimana kebersihan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di Jepang.

Baca juga:

Kumpulan sampah yang siap dibuang di Jepang.
Kumpulan sampah yang siap dibuang di Jepang.

Bersih-bersih di Tempat Olahraga

Bermain olahraga jadi salah satu cara saya untuk menjaga tubuh tetap bugar.

Di Indonesia, saya sering bermain bulu tangkis di GOR (Gedung Olahraga) bersama teman-teman, dan biasanya petugas fasilitas yang mengurus soal kebersihan.

Namun, kebiasaan itu berubah setelah saya mulai bekerja di Jepang dan bergabung dengan klub bulu tangkis perusahaan.

Kami sering bermain di GOR umum, dengan sistem yang hampir sama seperti di Indonesia, kami harus memesan lapangan terlebih dahulu.

Pada kunjungan pertama saya ke tempat ini, saya melihat beberapa orang sedang membersihkan lapangan sebelum sesi dimulai.

Saya sempat berpikir, "Wah, banyak juga petugas kebersihan di sini! Tidak perlu khawatir dengan debu atau shuttlecock yang rusak!"

Tapi ternyata saya salah. Saat sesi kami hampir selesai, salah satu rekan saya mengambil sapu dan mulai menyapu lantai.

Tak lama kemudian, yang lainnya ikut bergabung. Ternyata, yang membersihkan lapangan bukan petugas, melainkan para pemain itu sendiri!

Saya cukup terkesan dengan kebiasaan ini.

Membersihkan setelah bermain menunjukkan rasa tanggung jawab dan penghormatan terhadap fasilitas bersama.

Ini beda sekali dengan di Indonesia, di mana pemain biasanya menggunakan seluruh waktu yang ada untuk bermain, dan lapangan sering kali dibiarkan kotor sampai petugas datang.

Kebersihan di Sekolah

Budaya kebersihan di Jepang diterapkan sejak dini, khususnya di sekolah.

Hampir semua sekolah di Jepang mewajibkan para siswa untuk membersihkan lingkungan mereka sendiri.

Saya tahu hal ini dari teman Jepang yang menceritakan kebiasaan tersebut.

Di sekolah Jepang, ada dua jenis kegiatan pembersihan utama. Pertama adalah pembersihan harian, setiap kelas memiliki jadwal pembersihan. 

Siswa bertugas untuk menyapu lantai, membersihkan meja, dan merapikan papan tulis.

Ini mungkin sudah sering kamu lihat di anime yang menggambarkan kehidupan sekolah di Jepang.

Selain itu, ada pembersihan besar yang dilakukan menjelang liburan panjang, seperti akhir Juli (libur musim panas), akhir Desember (liburan Tahun Baru), dan akhir Maret (akhir tahun ajaran).

Pada pembersihan ini, siswa tidak hanya membersihkan ruang kelas mereka, tetapi juga lorong, taman sekolah, dan fasilitas lainnya.

Menurut saya, kebiasaan ini sangat bagus.

Sejak kecil, siswa diajarkan untuk merawat lingkungan mereka sendiri, bukan bergantung pada petugas kebersihan.

Kebiasaan ini tidak hanya menumbuhkan rasa tanggung jawab, tetapi juga mempererat kerjasama antar siswa.

Para pendukung timnas Jepang memungut sampah di tribun setelah pertandingan sepak bola Grup E Piala Dunia 2022 Qatar antara Jepang dan Spanyol di Stadion Internasional Khalifa, Doha, pada 1 Desember 2022.
Para pendukung timnas Jepang memungut sampah di tribun setelah pertandingan sepak bola Grup E Piala Dunia 2022 Qatar antara Jepang dan Spanyol di Stadion Internasional Khalifa, Doha, pada 1 Desember 2022.

Timnas Jepang dan Kebersihan Mereka

Kalau kamu mengikuti berita olahraga internasional, terutama Piala Dunia, pasti sering melihat timnas Jepang dan pendukungnya selalu meninggalkan stadion dan ruang ganti dalam keadaan bersih setelah pertandingan.

Menariknya, bukan cuma para penggemar yang membersihkan, pemain Jepang pun merapikan ruang ganti mereka sebelum meninggalkan stadion. 

Mereka bahkan sering meninggalkan catatan terima kasih dalam berbagai bahasa untuk petugas stadion.

Ini menunjukkan rasa hormat mereka terhadap tempat yang sudah mereka gunakan.

Perilaku ini bukan hanya kebiasaan biasa, tapi bagian dari budaya Jepang yang dikenal sebagai atarimae (当たり前).

Ini artinya menjaga kebersihan dan bertanggung jawab terhadap tempat yang digunakan adalah sesuatu yang sudah seharusnya dilakukan, tanpa harus merasa itu hal yang luar biasa.

Bagi orang Jepang, tidak membersihkan setelah digunakan malah terasa aneh.

Dampak dari kebiasaan ini luar biasa.

Terlepas dari hasil pertandingan, tim Jepang dan para penggemarnya selalu mendapat pujian atas sikap dan etiket mereka.

Banyak orang di seluruh dunia yang mengagumi Jepang, tidak hanya karena prestasi olahraga mereka, tetapi juga karena sikap hormat dan bertanggung jawab yang mereka tunjukkan.

Ilustrasi sampah yang dikelompokkan berdasarkan jenisnya.
Ilustrasi sampah yang dikelompokkan berdasarkan jenisnya.

Membuang Sampah di Jepang

Bagi banyak wisatawan, salah satu tantangan terbesar saat berkunjung ke Jepang adalah mencari tempat untuk membuang sampah.

Sebelum datang ke Jepang, saya sudah dengar bahwa tempat sampah umum itu sangat jarang, tapi saya kira pasti ada beberapa tempat yang menyediakan.

Namun, setelah saya sampai di Jepang, saya langsung menyadari kalau itu bukan sekadar rumor, tempat sampah umum hampir tidak ada.

Meski begitu, kamu masih bisa menemukan tempat sampah di beberapa tempat, seperti di depan toko serba ada, restoran, atau kios makanan.

Jadi, kalau kamu membeli makanan di tempat-tempat itu, biasanya bisa membuang sampah di sana.

Saya jadi terbiasa membawa kantong plastik kecil untuk menyimpan sampah, terutama saat makan camilan atau piknik di luar.

Meskipun sedikit merepotkan di awal, kebiasaan ini membuat saya lebih sadar akan jumlah sampah yang saya hasilkan dan berusaha untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Di rumah, sistem pemisahan sampah di Jepang juga sangat ketat. Di Tokyo, sampah dibagi menjadi beberapa kategori, seperti:

  • Sampah yang dapat dibakar (misalnya sisa makanan dan kertas),

  • Sampah yang tidak dapat dibakar (misalnya baterai),

  • Sampah plastik, kertas, botol, dan kaleng, masing-masing memiliki jadwal pengumpulan tersendiri.

Meskipun sistem ini terlihat sedikit ribet pada awalnya, manfaatnya sangat terasa, terutama dalam mengurangi sampah dan menjaga kebersihan lingkungan.

Kesimpulan

Setelah melihat semua kebiasaan ini, saya sekarang lebih mengerti mengapa kebersihan di Jepang begitu terjaga.

Ini bukan hanya karena kebijakan pemerintah, tetapi juga kebiasaan yang sudah tertanam dalam kehidupan sehari-hari sejak kecil.

Dari membersihkan lapangan olahraga, menjaga kebersihan di sekolah, sampai tim nasional Jepang yang meninggalkan ruang ganti mereka dalam keadaan bersih, semua ini menunjukkan bahwa kebersihan adalah tanggung jawab bersama.

Bahkan sistem pemisahan sampah yang ketat pun memberikan keuntungan, baik bagi lingkungan maupun anggaran pemerintah.

Bagi saya, ini adalah sesuatu yang bisa kita tiru dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, meskipun tidak harus persis sama seperti di Jepang.

Kebiasaan kecil, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan membersihkan setelah diri kita sendiri, bisa memberi dampak yang besar.

Menurut kamu, kebiasaan mana yang paling mengejutkan atau mengesankan?

Baca juga:

Ulasan di atas disampaikan oleh Hoshimachi Yozora, WNI yang kerja di Tokyo. Ia hobi menonton anime, bermain game, dan menjelajahi tempat tersembunyi di Tokyo, terutama yang muncul dalam anime. 

Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Juni 2025)

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.