Selama enam bulan penyelenggaraan, berbagai agenda akan digelar di Paviliun Indonesia, seperti forum bisnis, pertemuan tatap muka, pameran bergilir, serta pertunjukan budaya.
Seluruh rangkaian kegiatan tersebut didukung melalui alokasi dana APBN yang dianggarkan secara bertahap dari tahun 2022 hingga 2025.
"Besaran anggaran ini tidak bisa dibandingkan dengan anggaran tahunan satu kementerian, karena merupakan satu siklus keseluruhan partisipasi di World Expo 2025 Osaka," kata Ardian.
Berbagai dukungan dari sektor swasta seperti Astra International, KAPPI, Royal Golden Eagle, Artha Graha Peduli, Indofood, Japfa, serta Didit Hediprasetyo Foundation (DHF) dinilai telah memperkuat kapasitas presentasi Paviliun Indonesia secara signifikan.
Berkat dukungan tersebut, Indonesia berhasil menarik lebih dari 500 ribu pengunjung hanya dalam 39 hari pertama penyelenggaraan.
Salah satu kontribusi penting datang dari DHF yang melalui pendanaan mandiri berperan besar dalam proses kurasi desain pameran dan penyelenggaraan kegiatan seperti pameran bergilir serta pertunjukan budaya.
Hal ini memungkinkan Paviliun Indonesia menampilkan kekayaan seni dan budaya nasional secara unggul dan mengesankan di mata dunia.
"Keikutsertaan Indonesia dalam gelaran lima tahunan ini bertujuan untuk memperkuat nation branding Indonesia di mata dunia," ungkap dia.
Ardian menilai bahwa Paviliun Indonesia berperan sebagai etalase yang merepresentasikan keberagaman serta kemajuan bangsa, sekaligus menjadi wadah interaksi dan kolaborasi antar sektor di panggung internasional.
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)
View this post on Instagram