Menteri Pertanian Jepang, Taku Eto, mengundurkan diri pada Rabu (21/5/2025) setelah pernyataannya mengenai beras memicu gelombang kritik dari para pemilih dan anggota parlemen.
Eto menjadi sorotan setelah laporan media mengungkap komentarnya dalam sebuah acara penggalangan dana politik akhir pekan lalu.
Ia mengatakan "tidak pernah harus membeli beras" karena selalu menerima hadiah dari para pendukung.
Pernyataan ini memicu kemarahan luas dari publik bersamaan dengan harga beras yang terus melonjak akibat panen buruk dan permintaan yang meningkat karena lonjakan wisatawan.
"Saya membuat pernyataan yang sangat tidak pantas di saat warga sedang menderita akibat harga beras yang melonjak," kata Eto kepada wartawan setelah menyerahkan surat pengunduran dirinya dilansir dari Reuters, Rabu (21/5/2025).
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menunjuk mantan Menteri Lingkungan Hidup Shinjiro Koizumi sebagai pengganti Eto.
Melansir Nippon, Rabu (21/5/2025), Koizumi juga merupakan mantan kepala strategi pemilu Partai Demokrat Liberal yang berkuasa saat ini.
"Koizumi adalah sosok yang memiliki pengalaman, wawasan, dan semangat dalam melakukan reformasi di bidang pertanian dan perikanan," ujar Ishiba.
Baca juga:
Kenaikan harga beras yang mencapai dua kali lipat dari tahun sebelumnya menjadi kekhawatiran utama bagi masyarakat Jepang.
Data pada Senin (19/5/2025) menunjukkan bahwa harga eceran kembali naik pada minggu yang berakhir pada 11 Mei.
Harga rata-rata beras per 5 kilogram naik sebesar 54 yen dari minggu sebelumnya menjadi 4.268 yen, sekitar Rp 488 ribu.
Ini merupakan level tertinggi yang pernah tercatat sejak Maret 2022.
Hal ini mendorong semakin banyak pengecer dan konsumen untuk mencari beras asing yang lebih murah.
"Hal yang ada di benak semua orang saat ini adalah harga beras yang melonjak dan kekhawatiran apakah pasokannya mencukupi di pasar. Saya ingin menghilangkan kecemasan tersebut," kata Koizumi.
Sumber:
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)
View this post on Instagram