Salah satu anggota grupnya, Yuzuki Nanase, juga hidup dengan standar tinggi.
Ia selalu tampil sempurna, tak memberi ruang bagi orang lain untuk merasa iba atau iri.
Ketika Yuzuki diteror oleh seorang penguntit, Saku membantu, tapi bukan seperti pahlawan pembela kebenaran yang membereskan segala masalah untuk sang gadis yang dalam kesulitan.
Ia justru hadir seperti cermin yang disodorkan pada wajah yang menyedihkan saat menangis.
Baca juga:
Chitose Is in the Ramune Bottle awalnya adalah novel karya Hiromu yang diikutsertakan dalam kompetisi Shogakukan Novel Award, ajang pencarian bakat bagi penulis baru.
Meskipun tak menyabet hadiah utama, novel ini tetap diterbitkan dan mendapat sambutan hangat.
Pembaca jatuh cinta pada narasi yang puitis dan deskripsi keseharian remaja Fukui yang ditulis dengan penuh empati.
Karakternya pun menonjol dengan prinsip dan kepribadian yang kuat, berbeda dari tren tokoh remaja yang semakin polos dan generik di banyak karya populer masa kini.
Tak heran jika kisah ini kemudian diadaptasi menjadi manga, yang kini telah mencapai volume keenam.
Volume tersebut mengangkat kisah Saku dan Yuzuki dalam menghadapi teror dari penguntit misterius, dengan ketegangan psikologis dan dinamika emosional yang kian dalam.