Jepang telah memulai mengembangkan sistem baterai yang dapat secara terus-menerus menghasilkan listrik selama satu abad di bawah kondisi ekstrem luar angkasa.
Melansir dari The Asahi Shimbun, Selasa (6/5/2025), disebutkan bahwa baterai ini nantinya dapat beroperasi dalam jangka panjang tanpa perlu perawatan.
The Japan Atomic Energy Agency (JAEA) dan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) telah bersepakat melakukan kerja sama pada Maret 2025 dalam menciptakan baterai tersebut menggunakan zat radioaktif bernama amerisium.
“Kami yakin proyek ini dapat diwujudkan meskipun saat ini menghadapi berbagai tantangan,” kata peneliti senior JAEA, Masahide Takano.
“Kami akan menawarkan sumber daya listrik kompak pada tingkat praktis yang tidak memerlukan perawatan selama lebih dari 100 tahun,” tambahnya.
Menurut JAEA, baterai amerisium ini nantinya diharapkan dapat digunakan di wahana antariksa yang beroperasi di tempat-tempat di mana pembangkitan listrik tenaga surya tidak memungkinkan, seperti asteroid, planet-planet jauh dari matahari, serta sisi gelap bulan.
Organisasi yang terafiliasi dengan pemerintah ini menargetkan untuk menyelesaikan prototipe baterai pada awal 2029.
Baca juga:
Amerisium adalah unsur yang terbentuk ketika plutonium dalam bahan bakar nuklir bekas mengalami peluruhan alami.
Dilansir dari The Japan Times, Sabtu (29/3/2025), Amerika Serikat telah menggunakan baterai nuklir berbahan dasar plutonium sejak 1960-an.
Penggunaan plutonium ini termasuk pada wahana antariksa antarbintang Voyager dan mesin-mesin lainnya
Amerisium biasanya tidak mengalami fisi nuklir secara terus-menerus, artinya tidak perlu dikendalikan seketat plutonium.
Zat ini dapat ditemukan dalam plutonium yang telah disimpan oleh JAEA di Jepang untuk keperluan penelitian.
JAEA kini berupaya menggabungkan amerisium dengan teknologi pembangkit listrik berbasis perbedaan suhu untuk menciptakan jenis baterai baru.
Adapun organisasi ini telah berhasil menggunakan amerisium untuk menyalakan lampu LED dalam uji cobanya.
Namun tantangannya dalam menciptakan sistem baterai ini adalah membuatnya cukup kecil dan ringan untuk dipasang pada wahana antariksa.
Sumber:
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)
View this post on Instagram