Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Utilitas

Harga Hotel Melonjak, Warga Jepang Enggan Liburan Saat Golden Week 2025

Kompas.com - 03/05/2025, 12:25 WIB

Libur tahunan “Golden Week” di Jepang resmi dimulai pada Sabtu (3/5/2025).

Namun, lonjakan harga hotel akibat membludaknya wisatawan asing dan laju inflasi membuat banyak warga Jepang enggan bepergian.

Melansir kantor berita AFP pada Sabtu (3/5/2025), Golden Week dikenal sebagai salah satu periode liburan terpanjang bagi pekerja di Jepang. 

Libur ini mencakup tiga hari libur nasional berturut-turut yang biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk bepergian ke daerah lain atau ke luar negeri.

Namun, pada tahun ini, konsumen di negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia ini menghadapi tekanan dari kenaikan harga berbagai kebutuhan, mulai dari kubis dan beras hingga tagihan listrik.

Pelemahan nilai tukar yen menjadi salah satu faktor melonjaknya jumlah wisatawan mancanegara.

Daya tarik Jepang yang khas, seperti Gunung Fuji, kuil kuno, hingga bar sushi, kian menarik wisatawan asing.

Peningkatan arus wisatawan membuat permintaan akan akomodasi melonjak tajam.

Nikkei, tarif kamar hotel di lima kota besar Jepang rata-rata naik sekitar 16 persen pada awal Golden Week tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Situasi ini berdampak pada menurunnya minat warga Jepang untuk bepergian selama Golden Week tahun ini.

Bagian akhir periode liburan tersebut berlangsung dari Sabtu hingga Selasa mendatang.

“Alasan terbesar tampaknya adalah inflasi yang menahan keinginan mereka untuk mengeluarkan uang secara berlebihan,” ujar profesor studi pariwisata di Universitas Yamanashi, Atsushi Tanaka, kepada AFP.

“Pariwisata masuk (inbound tourism) sedang booming, operator hotel tidak perlu menurunkan tarif, sehingga menyulitkan warga Jepang untuk bepergian,” tambah Tanaka.

Baca juga:

Ilustrasi orang Jepang makan di kedai.
Ilustrasi orang Jepang makan di kedai.

Beban Finansial Membayangi Rencana Liburan

Survei yang dilakukan agen perjalanan besar JTB menunjukkan bahwa hanya 20,9 persen responden yang menyatakan atau kemungkinan bepergian selama Golden Week.

Angka ini turun 5,6 persen dibandingkan tahun lalu.

Laporan dari perusahaan riset pasar Intage juga mencatat penurunan serupa.

Persentase warga yang berencana melakukan perjalanan domestik selama libur tersebut menurun dua persen dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi hanya 13,6 persen.

Selain keinginan menghindari keramaian, kecenderungan untuk menahan diri keluar rumah karena alasan keuangan dinilai semakin menguat.

Ketika berbicara tentang perjalanan ke luar negeri, Intage menyebut hal itu kini menjadi “kemewahan yang sulit dijangkau”.

Meski demikian, survei yang sama menunjukkan bahwa anggaran rata-rata masyarakat untuk kegiatan selama Golden Week tahun ini sedikit meningkat, dari 192 dolar AS menjadi 201 dolar AS.

Kenaikan ini mencerminkan sikap masyarakat yang menerima kenyataan bahwa mereka harus mengeluarkan biaya lebih besar tahun ini.

“Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah pasrah terhadap kondisi yang membuat semua menjadi lebih mahal,” kata Motohiro Shimogawara dari Intage kepada AFP.

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.