Banyak lulusan baru dari perguruan tinggi di Jepang yang mengundurkan diri dari pekerjaan mereka dalam waktu kurang dari satu bulan setelah diterima kerja.
Menurut laporan NHK (19/4/2024), di Distrik Ota, Tokyo, ada layanan agensi yang membantu klien menyampaikan keinginan mereka untuk mengundurkan diri kepada perusahaan.
Perusahaan tersebut menuturkan bahwa hingga 15 April tahun lalu, mereka menangani permintaan dari 110 karyawan baru yang ingin resign.
Alasan paling umum untuk mengundurkan diri adalah terkait tugas dan kondisi kerja.
Beberapa klien mengatakan bahwa pekerjaan yang mereka terima tidak sesuai dengan yang dijanjikan sebelum mereka bergabung.
Mereka juga khawatir dengan jenjang karier di perusahaan itu.
Beberapa klien menyampaikan, mereka tidak dapat menghadiri upacara penyambutan karena warna rambut dianggap tidak sesuai, walau tidak ada aturan soal penampilan.
Manajer agensi menyarankan agar seseorang tetap berusaha, tetapi jika sudah terlalu sulit, mengundurkan diri dan mencari pekerjaan baru adalah pilihan yang masuk akal.
Baca juga:
Yamamoto Nana bergabung dengan sebuah perusahaan sebagai lulusan baru dua tahun lalu, tetapi memutuskan untuk mengundurkan diri kurang dari dua bulan setelahnya.
Alasannya, selama pelatihan, ia meminta penempatan di bagian tertentu, tetapi justru ditempatkan di bagian lain.
Yamamoto mengatakan perusahaan tidak pernah menanyakan kesediaannya dipindahkan atau memberi tahu soal kemungkinan dipindahkan ke posisi yang ia inginkan.
Ia mengakui bahwa mungkin ia akan tetap bertahan jika perusahaan berusaha mencari solusi yang menguntungkan.
Menurutnya, sejak awal ia memang sudah merencanakan untuk keluar setelah beberapa waktu. Saat ini, ia bekerja sebagai freelancer.
Bagi Yamamoto berpindah pekerjaan bukanlah hal yang aneh.
Manfaat dari bertahan di satu perusahaan sangat bergantung pada individu dan perusahaan itu sendiri.
Konfederasi Serikat Buruh Jepang (Rengō) menggelar survei pada akhir Februari hingga awal Maret 2022 terhadap lulusan universitas yang sudah bekerja penuh waktu selama dua hingga lima tahun.
Survei ini menerima 1.000 tanggapan yang sah.
Melansir Nippon, (24/5/2022), hampir 30 persen lulusan baru meninggalkan pekerjaan pertama mereka dalam tiga tahun awal bekerja.
Rinciannya meliputi 7,7 persen keluar dalam enam bulan pertama, 6,2 persen setelah enam bulan hingga satu tahun, 10,4 persen setelah satu hingga dua tahun, dan 5,2 persen setelah dua hingga tiga tahun.
Alasan lainnya adalah 31,0 persen karena “jam kerja dan kondisi cuti,” serta 27,4 persen karena “kondisi gaji.”
Sumber:
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)
View this post on Instagram