Prefektur Kochi di bagian selatan Pulau Shikoku adalah salah satu wilayah di Jepang yang terkenal dengan keindahan alamnya yang masih alami, sejarahnya yang kaya, serta kuliner lokal yang menggugah selera.
Bagi wisatawan dari Indonesia, Kochi menawarkan pengalaman unik yang sulit ditemukan di tempat lain.
Simak ulasan selengkapnya tentang tempat wisata, kuliner, dan festival di Kochi serta transportasi ke prefektur ini.
Pantai Katsurahama menghadap langsung ke Samudra Pasifik.
Pantai ini terkenal dengan patung Sakamoto Ryoma, seorang samurai abad ke-19 yang berperan besar dalam modernisasi Jepang.
Kombinasi pasir putih dan laut biru menciptakan pemandangan yang damai dan memukau, terutama saat matahari terbenam.
Dijuluki sebagai "sungai terakhir yang jernih di Jepang," Shimanto adalah salah satu sungai terbersih dan terindah di negeri ini.
Pengunjung bisa menikmati kegiatan seperti berkanu, berenang di sungai, atau berjalan di atas chinka-bashi (jembatan rendah) yang seolah-olah menyatu dengan alam sekitar.
Kastel Kochi yang dibangun pada awal tahun 1600-an adalah salah satu kastel Jepang yang masih mempertahankan struktur aslinya.
Terletak di pusat Kota Kochi, kastel ini menawarkan sekilas gambaran tentang era samurai serta pemandangan indah kota dari lantai teratas.
Baca juga:
Hidangan khas Kochi ini menggunakan ikan bonito yang dibakar ringan di atas api dan disajikan dengan bawang putih, bawang merah, serta saus ponzu berbahan dasar jeruk.
Rasanya yang segar dengan aroma asap memberikan sensasi rasa yang tak terlupakan.
Meskipun jarang ditemui di tempat lain, belut moray merupakan hidangan lokal di Kochi.
Biasanya disajikan dengan cara digoreng renyah atau direbus, teksturnya lembut dan rasanya kaya.
Buah jeruk berukuran besar ini banyak dibudidayakan di Kochi.
Rasanya manis, sedikit asam, dan sangat berair.
Buntan biasanya dinikmati langsung atau diolah menjadi jus dan selai, cocok sebagai camilan segar atau oleh-oleh.
Salah satu acara musim panas terbesar di Kochi adalah Festival Yosakoi yang diadakan setiap Agustus.
Tim penari memakai kostum penuh warna dan menari mengikuti musik yang enerjik sambil membawa naruko (alat musik kecil dari kayu).
Festival ini juga mengundang peserta internasional dan bahkan membolehkan penonton untuk ikut menari.
Sebuah pengalaman budaya yang penuh semangat dan kegembiraan.
Ekonomi Kochi didukung oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.
Wilayah ini dikenal dengan produk-produk berkualitas seperti yuzu (jeruk khas Jepang), jahe, dan terong.
Selain itu, industri tradisional seperti pembuatan tosa washi (kertas buatan tangan khas Jepang) dan pembuatan alat potong berkualitas tinggi turut memperkaya budaya dan ekonomi lokal.
Saat ini belum ada penerbangan langsung dari Indonesia ke Kochi.
Namun, akses menuju Kochi cukup mudah melalui kota-kota besar di Jepang.
Contoh rute: Jakarta → Tokyo (Bandara Narita atau Haneda) → Bandara Kochi Ryoma (sekitar 1,5 jam dengan penerbangan domestik).
Alternatif lainnya, kamu bisa terbang ke Bandara Internasional Kansai lalu melanjutkan perjalanan dengan kereta atau bus ke Kochi.
Dengan keramahan penduduknya, keindahan alamnya, serta kekayaan budayanya, Prefektur Kochi menawarkan pengalaman wisata yang tidak akan terlupakan.
Yuk, masukkan Kochi ke dalam itinerarimu ke Jepang!
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (April 2025)
View this post on Instagram