Sebelum berangkat ke Jepang, para calon pekerja SSW sopir bus akan melewati berbagai seleksi.
Pertama, mempunyai kemampuan dasar mengendarai kendaraan roda empat, atau setidaknya memiliki SIM A.
Kemudian, diperlukan kemampuan bahasa level tinggi setingkat JLPT N3.
Para calon pekerja juga akan dibekali etika berkendara di Jepang dan cara menggunakan bahasa yang baik dan komunikatif.
Hal ini lantaran mereka akan ditempatkan di perusahaan otobus sektor transportasi umum dan pariwisata.
"Di sini juga ada struktur bahasa Jepang khusus yang nanti mengajar bahasa-bahasa "halus". Kalau kita mengatakan itu bukan sebuah bahasa di komunikasi biasa. Tapi memang bahasa-bahasa yang dikhususkan untuk customer," ujarnya.
Baca juga:
SSW untuk formasi sopir bus baru di buka di Indonesia dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi.
Sebab itu, perusahaan Jepang juga rutin memantau jalannya seleksi setiap bulan di JIDS.
"Mereka rutin mengunjugi ke Indonesia untuk memantau calon pekerja," kata Bowo.
Saat ini, JIDS yang merupakan sekolah pelatihan sopir bus pertama di luar Jepang, sudah bermitra dengan empat perusahaan otobus Jepang yakni Osaka Bus, Tokyu Bus, Meitetsu Bus, dan Fuji Kyu Bus.