Menurutnya, peluang menjadi sopir bus di Jepang sangat tinggi melihat kebutuhan yang terus dibuka oleh perusahaan Jepang.
Ia menuturkan bahwa sopir di Jepang saat ini mendapatkan persoalan. Para pekerjanya sudah memasuki usia tua dan minat para pekerja lokal sangat sedikit.
“Karena minat masyarakat Jepang untuk menjadi sopir sangat rendah, sementara banyak sopir yang ada saat ini sudah berusia lanjut, maka perusahaan harus mengamankan ketersediaan sumber daya manusianya. Salah satu solusi yang diambil adalah merekrut tenaga kerja asing,” kata Bowo.
Menurut pengakuan Bowo, saat ini LPK Hiro Karanganyar adalah satu-satunya Lembaga Pelatihan Kerja Sending Organization (LPK-SO) yang menyelenggarakan ujian untuk program Pekerja Keterampilan Khusus di bidang driver.
Hal ini lantaran untuk membuka LPK-SO di bidang ini, kata Bowo, harus memiliki sejumlah kriteria yang ketat.
Pertama, LPK-SO harus memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mampu memberikan pelatihan dengan standar tinggi.
Kedua, harus memiliki infrastruktur lengkap, seperti sirkuit latihan dan armada kendaraan.
Ketiga, LPK-SO juga perlu memiliki koneksi dengan perusahaan bus besar di Jepang.
Bowo menegaskan, LPK Hiro Karanganyar ke depannya membuka kerja sama dengan perusahaan kenamaan di bidang driver di Jepang bernama Osaka Bus.
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)
View this post on Instagram