“Istilah saya biasanya menyebut sebagai cara menegosiasikan identitas keagamaan mereka di lingkungan kerja,” ujar Firman dalam acara Japanscope bertajuk "The Dynamic of Religions in Japan" oleh Japan Foundation Jakarta, Sabtu (8/3/2025).
Sementara itu, pada kesempatan terpisah Eka yang bekerja di Tokyo menyampaikan bahwa ia mendapatkan ruang sholat setelah berbicara dengan atasannya.
"Akhirnya atasan saya itu ngomong ke CEO. Terus dikasih, tempat shalatnya itu gede. Satu ruangan gitu, ditempelin kayak praying room gitu, padahal saya doang yang shalat di perusahaan itu," papar pria yang bekerja sebagai international sales specialist ini kepada Ohayo Jepang, Minggu (9/3/2025).
Dari yang awalnya ruang kosong, kini menjadi tempat beribadah nyaman untuk Eka.
Ia memilih menyampaikan kebutuhannya langsung kepada atasan agar diketahui oleh kantor.
Terkait penyediaan ruang salat, keputusan tetap berada di tangan atasan.
Jika ruang khusus tidak disediakan, setidaknya kebutuhan tersebut sudah dikomunikasikan terlebih dahulu.
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)
View this post on Instagram