Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Worklife

Identitas Muslim Indonesia di Lingkungan Kerja Jepang, Terbuka atau Simpan Sendiri?

Kompas.com - 12/03/2025, 14:12 WIB

Bunga memahami pentingnya tradisi nomikai di Jepang. Ia ikut, tetapi meminta izin untuk tidak meminum alkohol.

Ia menuturkan, hal itu menjadi bentuk rasa hormat kepada rekan kerja untuk ikut nomikai bersama-sama.

Dalam hal ini, Firman mengatakan bahwa kondisi yang dilakukan Bunga adalah bentuk pengorbanan.

Pengorbanan yang terlibat dalam menegosiasikan keyakinan di lingkungan profesional terkadang terlihat melintasi batasan agama.

Di sisi berbeda, Firman juga menemukan cerita diaspora lain yang bekerja di Jepang tetapi memilih untuk menyembunyikan identitas agama mereka.

Mereka percaya bahwa menjadi religius adalah urusan pribadi, seperti pemikiran orang Jepang pada umumnya.

Oleh karena itu, agamanya bukanlah sesuatu yang harus ditunjukkan kepada orang lain di tempat kerja.

Firman menyebut, proses umat Muslim menampilkan atau tidak menampilkan identitas agama mereka merupakan bentuk negosiasi.

“Istilah saya biasanya menyebut sebagai cara menegosiasikan identitas keagamaan mereka di lingkungan kerja,” ujar Firman dalam acara Japanscope bertajuk "The Dynamic of Religions in Japan" oleh Japan Foundation Jakarta, Sabtu (8/3/2025).

Sementara itu, pada kesempatan terpisah Eka yang bekerja di Tokyo menyampaikan bahwa ia mendapatkan ruang sholat setelah berbicara dengan atasannya.

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.