Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

Sejarah dan Tradisi Hari Valentine di Jepang, Perempuan yang Kasih Cokelat

Kompas.com - 11/02/2025, 18:05 WIB

Hari Valentine pertama kali diperkenalkan di Jepang pada 1935 oleh merek cokelat Morozoff, yang didirikan oleh seorang warga Rusia di Kobe.

Mereka mulai menjual cokelat dalam kotak berbentuk hati, dipasarkan sebagai cara untuk mengekspresikan cinta dengan slogan “to show your love with chocolate”.

Saat itu, cokelat masih jarang dikonsumsi oleh masyarakat Jepang.

Morozoff memasang iklan besar di surat kabar yang ditujukan bagi ekspatriat, dengan slogan “A heart full of Morozoff’s sweets” untuk menarik perhatian.

Iklan ini terus berjalan selama beberapa tahun, tetapi konsep memberikan cokelat pada Hari Valentine belum begitu dikenal oleh orang Jepang.

Kukis manis cocok untuk hadiah Valentine.
Kukis manis cocok untuk hadiah Valentine.

Valentine di Jepang Pascaperang

Setelah Perang Dunia II, konsumsi gula di Jepang mulai meningkat berkat pengaruh Amerika.

Pada masa ini, seorang karyawan dari Mary’s Chocolate Company di Shibuya menerima hadiah dari seorang teman di Paris yang menjelaskan tradisi Hari Valentine di Barat.

Tapi, kebiasaan ini baru benar-benar populer pada 1970-an, saat Jepang memasuki era ekonomi gelembung.

Perempuan yangmemiliki penghasilan sendiri bisa membeli cokelat sebagai cara mengungkapkan perasaan mereka tanpa harus mempertimbangkan pendapat suami atau pasangan.

Dari sinilah muncul istilah honmei-choco, cokelat yang diberikan kepada seseorang yang benar-benar dicintai.

Baca juga:

Jenis Cokelat Valentine

Cokelat berbentuk hati yang cocok untuk hadiah Valentine.
Cokelat berbentuk hati yang cocok untuk hadiah Valentine.

Perempuan di Jepang memberikan cokelat saat Hari Valentine bukan hanya untuk pasangan, melainkan juga kepada teman atau kolega.

Ada beberapa jenis cokelat dengan makna yang berbeda.

1. Giri-choco (義理チョコ): Cokelat Tanda Terima Kasih

Secara harfiah berarti cokelat kewajiban yang choco diberikan kepada rekan kerja, atasan, atau kenalan laki-laki.

Cokelat itu sebagai bentuk apresiasi dan untuk menjaga hubungan baik, terutama di lingkungan kerja.

2. Honmei-choco (本命チョコ): Cokelat Cinta Sejati

Honmei-choco diberikan kepada pasangan romantis, seperti pacar atau suami.

Banyak perempuan memilih untuk membuat sendiri honmei-choco sebagai tanda ketulusan perasaan mereka.

3. Tomo-choco (友チョコ): Cokelat Persahabatan

Tomo-choco diberikan kepada teman perempuan sebagai simbol solidaritas dan persahabatan.

4. Jibun-choco (自分チョコ): Cokelat untuk Diri Sendiri

Jibun-choco adalah cokelat yang dibeli untuk dinikmati sendiri, mencerminkan konsep self-love dan apresiasi terhadap diri sendiri.

Laki-laki di Jepang memberikan hadiah balasan kepada pasangannya saat White Day.
Laki-laki di Jepang memberikan hadiah balasan kepada pasangannya saat White Day.

Apa Itu White Day?

Pada 1970-an, perusahaan permen di Fukuoka, Ishimuramanseido, melihat peluang bisnis dari meningkatnya penjualan cokelat saat Hari Valentine. 

Mereka mencoba memperkenalkan “Marshmallow Day” pada 14 Maret, sebagai hari balasan bagi laki-laki untuk memberikan marshmallow sebagai hadiah.

Namun, konsep ini kurang sukses karena marshmallow kurang diminati.

Sebagai gantinya, banyak orang lebih memilih membeli cokelat putih, yang akhirnya menjadi hadiah utama White Day.

Di waktu yang sama, National Confectionery Industry Association menyadari bahwa perayaan Valentine hanya menguntungkan satu pihak.

Mereka lalu menetapkan White Day sebagai hari balasan resmi, agar laki-laki juga ikut membeli hadiah.

Meskipun tidak ada aturan baku, banyak perempuan yang mengharapkan hadiah balasan dengan nilai tiga kali lipat dari apa yang mereka berikan.

Hadiah yang umum diberikan meliputi cokelat putih, cokelat hitam, bunga, pakaian dalam putih, dan bahkan perhiasan, barang bermerek, atau makan malam mewah.

Sumber:

  • Tokyo Weekender (https://www.tokyoweekender.com/art_and_culture/japanese-culture/the-history-of-valentines-day-in-japan/)
  • GaijinPot (https://blog.gaijinpot.com/understanding-valentines-day-and-white-day-in-japan/)
          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.