Shirakawa-go sudah bertahan lebih dari 250 tahun dan diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Istimewanya, tempat ini masih menjadi rumah bagi hampir 500 penduduk yang menjalankan kehidupan tradisionalnya.
Menjaga keseimbangan antara wisata dan kehidupan warga sangat penting.
Saat mengunjungi Shirakawa-go, kamu bukan hanya menjadi turis, tapi juga bagian dari komunitas ini.
Simak lima larangan di Shirakawa-go melansir Shirakawa Village Official Website.
Baca juga:
Shirakawa-go tidak memiliki lahan parkir di dalam area desa karena para leluhur di sini tidak mendesain tempat ini untuk kendaraan.
Jadi, jika kamu datang dengan mobil pribadi, wajib parkir di Seseragi Parking yang terletak di seberang Sungai Shogawa.
Dari tempat parkir, kamu bisa berjalan kaki menyeberangi Jembatan Deai, jembatan gantung khusus pejalan kaki dengan pemandangan indah ke arah desa.
Seseragi Parking buka pukul 08.00-17.00 waktu setempat, dibuka terakhir pukul 16.30. Area parkir mampu menampung 188 mobil pribadi dan 38 bus wisata.
Tarif parkir mobil pribadi 1.000 yen dan bus wisata 3.000 yen. Sebanyak 30 persen dari pendapatan parkir digunakan untuk pelestarian desa.
Kebakaran menjadi salah satu ancaman terbesar Shirakawa-go.
Atap jerami rumah gassho-zukuri sangat mudah terbakar, sehingga dilarang keras merokok, membuang puntung rokok sembarangan, atau menyalakan kembang api di dalam desa.
Jika kamu ingin merokok (termasuk rokok elektrik), hanya diperbolehkan di tiga area merokok yang telah disediakan.
Warga desa juga sangat serius dalam menjaga keamanan.
Mereka memiliki 60 titik meriam air dan memantau pasokan air dari pegunungan untuk mencegah kebakaran.
Tidak tersedia tempat sampah umum di Shirakawa-go.
Desa ini hanya dihuni oleh sekitar 1.500 penduduk dan tidak memiliki fasilitas pengolahan sampah sendiri. Semua sampah harus dikirim ke kota lain yang berjarak 50 km.
Jadi, jangan membuang sampah sembarangan di jalan, sawah, atau sekitar rumah warga.
Kalau kamu membeli makanan atau minuman dari toko di desa, kamu bisa mengembalikan kemasannya ke toko tersebut.
Tapi kalau membawa barang dari luar desa, pastikan kamu membawa kembali sampahnya.
Baca juga:
Shirakawa-go tidak terbuka untuk wisatawan pada malam hari.
Meskipun desa ini adalah Situs Warisan Dunia, tempat ini tetap merupakan rumah bagi masyarakat setempat.
Malam hari adalah waktu mereka untuk beristirahat, dan pagi harinya mereka menjalani kehidupan seperti biasa seperti bekerja, bersekolah, atau bertani.
Tempat parkir hanya beroperasi hingga pukul 17.00, jadi pastikan kamu meninggalkan desa sebelum waktu tersebut.
Jika ingin merasakan suasana malam Shirakawa-go, satu-satunya cara adalah menginap di penginapan desa.
Dilarang menggunakan drone di Shirakawa-go untuk menjaga privasi warga dan melindungi bangunan bersejarah.
Selain mengganggu ketenangan desa, drone juga bisa membahayakan struktur rumah-rumah tradisional.
Sebagai gantinya, kamu bisa mengunjungi observatorium yang menawarkan pemandangan desa dari atas.
Dari sana, kamu bisa menikmati panorama Shirakawa-go dengan latar belakang pegunungan.
Jika tidak ingin berjalan kaki ke observatorium, kamu bisa menggunakan shuttle bus dengan tarif 200 yen sekali jalan.
Mengunjungi Shirakawa-go bukan hanya tentang menikmati pemandangan indah, tetapi juga menghargai budaya dan kehidupan masyarakat setempat.
Pastikan kamu menjadi wisatawan yang bertanggung jawab dengan menghindari larangan yang sudah disebut di atas, ya!
Sumber: Shirakawa Village Official Website (https://www.vill.shirakawa.lg.jp/srt-en/)
View this post on Instagram