Baca juga:
Aku sudah mempersiapkan rencana besar untuk liburan akhir tahun. Tujuan utamaku adalah Nagano, salah satu tempat terdekat dari Tokyo untuk menikmati salju.
Membayangkan bermain ski atau sekadar menyentuh salju untuk pertama kali membuatku sangat bersemangat.
Pilihan keduaku adalah Osaka. Selain banyak tempat menarik yang ingin kukunjungi, aku juga ingin bertemu teman-teman lama dari masa kuliah yang kini tinggal dan bekerja di sana.
Kami bahkan sudah merencanakan untuk mencoba kuliner khas Osaka seperti takoyaki dan berjalan-jalan di Dotonbori.
Namun, beberapa hari sebelum liburan dimulai, tubuhku mulai terasa lemas. Flu ringan yang awalnya kuabaikan, menjadi semakin parah.
Alih-alih menikmati salju di Nagano atau berkumpul dengan teman-teman di Osaka, aku justru menghabiskan libur panjang di apartemenku.
Meski kotatsu dan film menjadi penghibur, rasanya tetap ada sedikit kekecewaan karena rencana yang sudah lama kutunggu harus batal.
Setelah libur panjang berakhir, aku kembali bekerja seperti biasa. Di suatu siang, aku sedang berbincang santai dengan seorang senior di kantor.
“Bagaimana liburan akhir tahunmu?” tanya dia sambil menuangkan kopi dari mesin otomatis di pantry.
Aku tersenyum kecil, sedikit malu.