Bertukar kartu nama merupakan bagian penting dari budaya bisnis di Jepang.
Bagi banyak orang, ini bukan sekadar tindakan formal melainkan ritual penting yang menandakan rasa hormat, profesionalisme, dan keinginan untuk membangun hubungan yang bermakna.
Sebagai pendatang baru di dunia bisnis, saya merasa sedikit gugup tentang praktik ini, terutama karena saya sedang mempersiapkan pertukaran kartu nama pertama saya.
Tekanan untuk melakukannya dengan benar dan menampilkan diri dengan baik kepada mitra bisnis membuat saya merasa tidak nyaman, tetapi itu juga merupakan pengalaman belajar yang berharga.
Dalam artikel ini, saya akan berbagi perjalanan saya dalam mempersiapkan, dan melaksanakan, pertukaran kartu nama pertama saya.
Sebelum hari besar, saya memastikan untuk melakukan riset dan mempersiapkan diri terlebih dahulu.
Saya tahu bahwa kartu nama, yang dikenal sebagai meishi (名刺) dalam bahasa Jepang, merupakan bagian penting dari budaya Jepang.
Jadi, untuk membuat kesan pertama yang baik, saya membeli tempat kartu nama dan berusaha sebaik mungkin mengikuti etiket seputar pertukaran ini.
Saya meminta saran dari kolega senior dan mereka memberi beberapa kiat yang sangat berharga, salah satunya adalah menghindari tempat kartu nama dengan karakter atau desain yang dapat dianggap tidak profesional.
Saya memilih tempat kartu yang sederhana, ramping, dan berwarna netral untuk memastikan saya tampak serius dan sopan.
Baca juga:
Menjelang hari itu, saya memutuskan untuk memeriksa ulang etiket saat bertukar kartu nama untuk memastikan saya tidak membuat kesalahan.
Saya bertanya lagi kepada senior saya tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dan mereka memberi saya panduan berikut, yang saya ikuti dengan tekun:
Bahkan setelah mempersiapkan dan mempelajari semua etiket yang benar, saya masih merasa sangat gugup saat tiba saatnya bertukar kartu nama pertama saya.
Meskipun sudah berlatih dan menghafal langkah-langkahnya, saat momen itu tiba, saya sedikit merasa gugup.
Tekanan untuk melakukan semuanya dengan benar terasa sangat besar, dan saya berjuang untuk tetap tenang.
Saya dengan canggung menunjukkan kartu nama saya dan mungkin sedikit canggung, tetapi saya berharap mitra bisnis saya mengerti bahwa itu adalah pengalaman pertama saya.
Meskipun pertukaran kartu nama pertama saya tidak berjalan semulus yang saya harapkan, saya dapat dengan yakin mengatakan bahwa itu adalah langkah penting dalam mempelajari etiket bisnis Jepang.
Di masa mendatang, saya berencana untuk lebih banyak berlatih sehingga saya dapat merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam situasi ini.
Semakin banyak Anda berlatih, semakin alami hal itu akan terjadi, dan saya tahu bahwa saya akan menangani pertukaran kartu nama saya berikutnya dengan lebih mudah.
Bertukar kartu nama di Jepang lebih dari sekadar formalitas, ini adalah aspek penting dalam membangun hubungan profesional.
Etika yang berlaku dalam tindakan ini berakar pada rasa hormat yang mendalam terhadap orang lain, dan rinciannya mencerminkan komitmen terhadap profesionalisme dan pertimbangan.
Meskipun pengalaman pertama saya mungkin tidak sempurna, pengalaman tersebut merupakan pelajaran berharga tentang pentingnya persiapan, rasa hormat, dan pemahaman budaya.
Ulasan disediakan oleh Axel, WNI yang kerja di Tokyo. Hobinya termasuk menyanyi, mendengarkan musik, dan berjalan-jalan di kota.
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (23 Desember 2024)
View this post on Instagram