Bertukar kartu nama merupakan bagian penting dari budaya bisnis di Jepang.
Bagi banyak orang, ini bukan sekadar tindakan formal melainkan ritual penting yang menandakan rasa hormat, profesionalisme, dan keinginan untuk membangun hubungan yang bermakna.
Sebagai pendatang baru di dunia bisnis, saya merasa sedikit gugup tentang praktik ini, terutama karena saya sedang mempersiapkan pertukaran kartu nama pertama saya.
Tekanan untuk melakukannya dengan benar dan menampilkan diri dengan baik kepada mitra bisnis membuat saya merasa tidak nyaman, tetapi itu juga merupakan pengalaman belajar yang berharga.
Dalam artikel ini, saya akan berbagi perjalanan saya dalam mempersiapkan, dan melaksanakan, pertukaran kartu nama pertama saya.
Sebelum hari besar, saya memastikan untuk melakukan riset dan mempersiapkan diri terlebih dahulu.
Saya tahu bahwa kartu nama, yang dikenal sebagai meishi (名刺) dalam bahasa Jepang, merupakan bagian penting dari budaya Jepang.
Jadi, untuk membuat kesan pertama yang baik, saya membeli tempat kartu nama dan berusaha sebaik mungkin mengikuti etiket seputar pertukaran ini.
Saya meminta saran dari kolega senior dan mereka memberi beberapa kiat yang sangat berharga, salah satunya adalah menghindari tempat kartu nama dengan karakter atau desain yang dapat dianggap tidak profesional.
Saya memilih tempat kartu yang sederhana, ramping, dan berwarna netral untuk memastikan saya tampak serius dan sopan.