Saat pertama kali tiba di Jepang, saya sangat antusias untuk merasakan budaya setempat, terutama makanannya.
Saat menjelajahi berbagai tempat makan, saya segera menyadari bahwa makan di Jepang sedikit berbeda dari apa yang biasa saya lakukan di Indonesia.
Salah satu aspek yang paling mengejutkan adalah perbedaan pajak antara makan di tempat dan dibawa pulang.
Detail kecil tetapi menarik ini memberi saya pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya ritel Jepang.
Sekaligus, cerminan kenyamanan dan pendekatan unik negara tersebut terhadap ruang publik.
Awalnya, saya tidak melihat sesuatu yang aneh.
Setiap kali mengunjungi toko, saya cukup memesan makanan, dan kasir selalu bertanya, “Tennai ka mochikaeri ka?” yang artinya, “Mau makan di tempat atau bawa pulang?”
Sejujurnya, saya tidak terlalu memikirkannya. Saya berasumsi, satu-satunya perbedaan adalah biaya pengemasan jika saya memilih untuk membawa pulang makanan tersebut.
Namun, suatu hari ketika membeli bakpao, saya melihat tanda yang menarik perhatian saya.
Di situ disebutkan dengan jelas bahwa jika pelanggan memutuskan untuk makan di dalam tempat (tennai), akan dikenakan pajak sebesar 10 persen.
Sementara jika membawa makanan pulang (mochikaeri), pembeli akan dikenakan pajak sebesar 8 persen.
Ini adalah hal yang mengejutkan!
Saya tidak pernah menduga tarif pajak akan berbeda berdasarkan apakah kamu makan di tempat atau dibawa pulang.
Logikanya sederhana tetapi mengejutkan.
Makanan yang dibawa pulang sebenarnya lebih murah dalam hal pajak.
Tempat makan tersebut menerapkan tarif pajak lebih rendah untuk pelanggan yang tidak menggunakan fasilitas di dalam tempat mereka.
Sistem tarif pajak yang lebih rendah di Jepang ini merupakan kebijakan yang diperkenalkan pada 1 Oktober 2019.
Baca juga:
Saya sudah berencana untuk menikmati bakpao di taman terdekat, dengan senang hati memilih untuk membawanya pulang.
Taman-taman di Jepang terawat dengan baik, bersih, dan damai, menjadikannya tempat yang sempurna untuk makan atau bersantai.
Perbedaan pajak ini menambah nilai tambah yang menyenangkan bagi pengalaman saya.
Ada sesuatu yang istimewa tentang makan di salah satu taman indah di Jepang.
Keindahan lingkungan sekitar, dipadukan dengan kebersihan dan kedamaian, menjadikannya pengalaman yang menyenangkan dan menyegarkan.
Hal itu juga memberi saya rasa keterhubungan dengan masyarakat. Penduduk setempat secara teratur menikmati makanan mereka di udara terbuka, dikelilingi oleh alam.
Pengalaman kecil tetapi membuka mata ini dengan kebijakan pajak Jepang mengajarkan saya lebih dari sekadar detail praktis tentang biaya makanan.
Ini memberi saya wawasan tentang bagaimana negara ini mendorong orang-orang untuk menikmati ruang publiknya, gambaran lingkungan ritel disusun untuk mencerminkan hal ini, dan perbedaan budaya kecil dapat membentuk pengalaman sehari-hari.
Ini adalah pengingat bahwa selalu ada sesuatu yang baru untuk dipelajari saat kamu terlibat dalam budaya yang berbeda, bahkan tindakan sederhana seperti membeli makanan.
Lain kali saya berada di Jepang, saya pasti akan lebih memperhatikan pilihan makanan dan perbedaan biaya antara makan di tempat dan membeli makanan di luar.
Namun, saya juga akan terus menikmati taman-taman indah yang membuat negara ini begitu unik.
Ulasan di atas disampaikan oleh Axel, WNI yang bekerja di Tokyo. Ia hobi bernyanyi, mendengarkan musik, dan berjalan-jalan di kota.
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (22 November 2024)
View this post on Instagram