Kurir pos biasanya mengantarkan surat secara langsung kepada penerima, bukan ditaruh di dalam kotak surat.
Hal ini dapat dilakukan dengan meninggalkan pesanan di pintu depan, membunyikan bel pintu, atau bahkan menitipkan barang kepada tetangga.
Tidak adanya sistem kotak surat yang dimanfaatkan dengan baik di banyak lingkungan dapat menyebabkan pendekatan yang kurang terorganisasi dalam menerima dan mengirim informasi.
Perbedaan budaya surat menyurat dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk perencanaan kota, teknologi, dan preferensi komunikasi.
Di Indonesia, pesatnya pertumbuhan komunikasi digital telah mengalihkan fokus dari surat fisik.
Sementara di Jepang, praktik tradisional hidup berdampingan dengan kemudahan modern.
Kontras dalam penggunaan kotak surat antara Jepang dan Indonesia menyoroti nilai-nilai budaya yang lebih luas.
Di Jepang, ada penekanan kuat pada ketertiban dan efisiensi, yang tercermin dalam pendekatan terstruktur terhadap komunikasi.
Sebaliknya, di Indonesia, ketergantungan pada interaksi langsung menumbuhkan rasa kebersamaan, meskipun mungkin tidak memiliki manfaat organisasi yang terlihat di Jepang.
Tinggal di Jepang telah memberi saya perspektif unik tentang pentingnya kotak surat dalam kehidupan sehari-hari.