Musim gugur di Jepang ditandai dengan perubahan warna dedaunan menjadi merah, jingga, dan kuning cerah; penurunan suhu, serta suara jangkrik.
Suara lembut serangga merupakan bagian dari musim gugur yang disukai oleh orang Jepang.
Kata untuk "serangga" bahkan dikaitkan dengan konsep musim gugur yang menyoroti betapa pentingnya suara mereka selama musim ini.
Baca juga: 3 Suara Hewan dalam Bahasa Jepang, Bunyi Monyet Bukan Uuaa
Ada banyak jenis serangga musim gugur, masing-masing mengeluarkan suara yang berbeda terutama malam hari.
Jangkrik tidak berbunyi dengan mulutnya; melainkan menggesekkan bagian khusus sayap mereka untuk menghasilkan suara yang disebut stridulasi.
Jangkrik sebagian besar aktif pada malam hari agar aman dari predator.
Mereka bersuara untuk menarik betina, mengesankan calon pasangan, atau memperingatkan jantan lain agar menjauh dari wilayah mereka.
Suara yang dihasilkan bisa keras atau lembut dan berbagai jenis jangkrik menghasilkan lagu yang berbeda.
Mendengarkan suara serangga ini menjadi bagian khusus saat musim gugur pada malam hari.
Banyak orang menikmati suasana damai dan semarak yang tercipta dari kicauan mereka. Saatnya untuk terhubung dengan alam dan menghargai keindahan musim.
Bersama jangkrik, serangga lain juga ikut bergabung, menambah suara musim gugur yang kaya.
Setiap serangga berkontribusi pada musik alami ini, yang mengingatkan kita akan keindahan dunia di sekitar kita.
Jadi, saat kamu berada di taman atau daerah pedesaan di Jepang selama musim gugur, luangkan waktu sejenak untuk mendengarkannya.
Suara serangga musim gugur menciptakan latar belakang yang indah, merayakan keajaiban musim dan hubungan antara alam dan budaya.
Baca juga: 5 Hujan Musim Gugur di Jepang alias Akisame
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Oktober 2024)
View this post on Instagram