Hello Work merupakan layanan konsultasi kerja gratis di Jepang dalam naungan Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang; baik bagi warga Jepang maupun orang asing.
Layanan dengan lebih dari 550 cabang di seluruh Jepang ini juga menjadi jalan bagi Aya—nama samaran—Warga Negara Indonesia (WNI) asal Jawa Timur yang bekerja sebagai marketing luar negeri di industri manufaktur kunci hotel di Prefektur Ibaraki.
Baca juga: Layanan Cari Kerja di Jepang dengan Hello Work
Berawal dari mengikuti kelas Bahasa Jepang non-degree selama 1,5 tahun di Tokyo mulai 2017, Aya sembari mencari kerja jalur aplikasi fresh graduate melalui Hello Work.
Ia menceritakan, sistem mencari kerja di Jepang berbeda dengan Indonesia.
Waktu penerimaan mahasiswa baru di Jepang pada April bersamaan dengan para fresh graduate yang mulai kerja.
Mahasiswa universitas atau sekolah Bahasa Jepang misalnya, umumnya mencari kerja 1 tahun sebelum lulus.
Aya yang kala itu berstatus visa Student pun mendaftar menjadi anggota Hello Work untuk memperlancar pencarian kerja.
"Aku masuk ke gedung Hello Work, isi formulir di komputer. Tertarik sama kerjaan apa, kalau enggak salah maksimal bisa pilih sampai 5 perusahaan," jelas lulusan pendidikan Bahasa Jepang universitas di Jawa Timur ini kepada Ohayo Jepang, Minggu (20/10/2024).
Aya menggunakan jasa Hello Work khusus orang asing dengan pengantar Bahasa Jepang.
Setelah mendaftar, berlanjut pada sesi konsultasi.
Aya membutuhkan waktu 1,5 tahun sampai mendapatkan pekerjaan sesuai kualifikasi yang dimilikinya. Hello Work memang mempunyai regulasi ketat.
Staf Hello Work memeriksa data Aya apakah pekerjaan tujuannya linier dengan jurusan kuliahnya.
Mereka juga menyampaikan dengan jelas saat kualifikasi Aya tak sesuai dengan perusahaan tujuan.
Tidak mudah mendapatkan visa kerja bila pekerjaan tujuan tidak linier dengan jurusan kuliah sang pelamar.
"Mereka juga kasih advice misalnya sebaiknya jangan di perusahaan ini karena gajinya kecil dan lainnya," ucap Aya.
Menurut alumni program JENESYS ini, berdiskusi mengenai pekerjaan tak akan didapatkannya bila mencari kerja secara daring.
Durasi konsultasi pun beragam tergantung pada berapa banyak perusahaan yang diminati, tetapi kira-kira selama 30 menit.
Aya pun pernah meminati satu perusahaan dan menurut staf itu cocok dengan kualifikasinya.
Perusahaan tujuan pun langsung dihubungi oleh Hello Work saat itu juga, menyampaikan ada pelamar yang berminat.
Sampai akhirnya pada musim gugur 2018, Aya diterima bekerja sebagai pekerja tetap hingga sekarang.
Adapun pengajuan visa Student menjadi Visa Gijinkoku (GIjitsu, JINbun chishiki, KOKUsai gyomu) atau Engineer/Specialist in Humanities/International Services diurus oleh perusahaan tujuan Aya, dengan jangka waktu penyelesaian dua bulan saja.
"Pengajuan visa straight forward ya, udah ada guidelines. Selama dokumen ada maka cepat dapat visanya," kata Aya.
Aya mendapatkan visa Gijinkoku dengan periode tinggal selama 3 tahun.
Setiap kali perpanjangan visa, ia mengajukan masa tinggal 5 tahun, tetapi hanya mendapatkan 3 tahun.
Barulah pada perpanjangan visa paling terbarunya, ia mendapatkan periode tinggal selama 5 tahun.
Baca juga: 20 Jenis Visa Kerja Jepang, Bukan Cuma Tokutei Ginou
Sejak SMA sampai kuliah, Aya mengambil jurusan Bahasa Jepang. Hingga pada semester akhir kuliah, ia mengikuti program JENESYS.
Aya bersama sekitar 100 lebih mahasiswa dari kampus di Indonesia melakukan kunjungan kebudayaan di sekolah menengah di Prefektur Yamanashi selama 2 minggu.
Lulus dari universitas, Aya sempat bekerja di perusahaan Jepang bidang farmasi di Jawa Timur selama sekitar 6 bulan lalu resign.
Barulah ia sekolah Bahasa Jepang di Tokyo dengan biaya mandiri.
Demi menutupi biaya sekolah itu, Aya bekerja paruh waktu mulai dari di dapur restoran cepat saji sampai menjadi loper koran.
Aya juga menyambi mencari pekerjaan tetap melalui Hello Work dan mengikuti setsumeikai selama beberapa kali.
Setsumeikai merupakan waktu di mana perusahaan besar maupun kecil mengadakan presentasi informasi perusahaan seperti profil, budaya kerja, lowongan kerja, dan sebagainya.
Kegiatan ini umumnya diadakan setiap Maret sampai Mei setiap tahun.
Setidaknya, Aya mengikuti setsumeikai selama 5 kali. Namun, ia tetap mengandalkan Hello Work untuk mendapatkan pekerjaan.
Perjuangan Aya tak sia-sia. Berakhirnya sekolah Bahasa Jepang pada Agustus/September 2018 menandai dimulainya pekerjaan Aya di Ibaraki.
Ia pun pindah ke sebuah pinggiran kota di Prefektur Ibaraki yang lebih tenang dan sepi, sekitar 2 jam naik kereta cepat dari Tokyo.
Baca juga: 2 Kantor Hello Work di Tokyo Jepang, Sediakan Jasa Penerjemah Bahasa Inggris
View this post on Instagram