“Pada masa Covid-19, festival ini ditiadakan. Setiap kali saya ikut serta, saya melihat warga di sini seakan-akan mengadakan pesta sebanyak tiga kali yaitu sebelum acara Awa Odori dimulai, ketika acara utama, dan setelah acara selesai. Ada banyak tawa dan kebahagiaan di sini,” ujarnya.
“Selain itu, setiap ren seakan-akan berkomunikasi dan menginterpretasikan tarian dengan warna yang berbeda walau jenis musiknya yang sama,” imbuhnya.
Para ren memang tampak memiliki “percakapan” tersendiri melalui musik, menari sambung-menyambung mengikuti irama.
Mereka terus menerus menari mulai dari garis start hingga finish sesuai dengan rute yang sudah ditentukan oleh panitia.
“Jika ada kesempatan di lain waktu untuk berkunjung ke Tokyo, mampirlah ke festival Koenji Awa Odori. Walau tarian ini berasal dari Prefektur Tokushima, gegap gempita acara yang diadakan di Tokyo ini tidak kalah menariknya dan pasti akan membekas di benakmu!” tutup Kumaki Kazumi pada wawancara kami sore itu.
Baca juga: Menelusuri Makna Alat Musik dan Kostum Festival Awa Odori
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (September 2024)
View this post on Instagram