Musim panen padi di Jepang dilakukan setiap September sehingga bulan ini disebut musim shinmai atau beras baru yang dipanen pada tahun itu.
Berbeda dengan Indonesia yang panen padi dua sampai tiga kali setahun, Jepang panen setahun sekali.
Pasalnya, Jepang mempunyai empat musim sehingga suhunya berubah secara signifikan.
Itulah sebabnya istilah shinmai digunakan secara khusus.
Siklus panen padi di Jepang sebagai berikut:
Beras yang sudah dipanen kemudian dipoles lalu dikemas terlebih dahulu sebelum dijual.
Baca juga: Lonjakan Wisatawan Asing dan Cuaca Panas Kurangi Stok Beras di Jepang
Jenis padi yang paling umum ditanam dan dikonsumsi di Jepang disebut japonica.
Ciri khas beras Jepang ini memiliki kadar air tinggi, lengket, dan rasa manis yang khas.
Hal itu yang membedakan varietas padi japonica dan indica yang utamanya dikonsumsi di Indonesia.
Beras yang baru dipanen memiliki kadar air sangat tinggi dan dimasak hingga lembut, menawarkan rasa khusus yang hanya dapat dinikmati pada saat ini.
Shinmai sangat dihargai dan sangat populer di kalangan penggemar beras terutama karena tersedia dalam waktu terbatas.
Bahkan, beberapa daerah yang banyak menanam padi mengadakan acara berskala besar disebut Festival Shinmai. Orang-orang dapat mencicipi beras yang baru dipanen.
Penanaman padi dilakukan secara serentak di Jepang sehingga warna sawah menjadi keemasan saat tiba musim panen padi.
Rice field art atau seni sawah padi sedang digemari di Jepang.
Berbagai jenis padi dengan warna daun berbeda dibentuk menjadi gambar tertentu.
Hal ini dapat terjadi karena pembuatnya menepatkan dengan jadwal penanaman padi.
September adalah waktu untuk merasakan budaya makanan tradisional Jepang. Menikmati shinmai yang segar dan lembut bersama ikan musim gugur seperti sauri dan salmon.
Baca juga: Mengenal Sake, Minuman Fermentasi Beras asal Jepang yang Mendunia
Referensi:
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (September 2024)
View this post on Instagram