Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Fakta & Data

Lonjakan Wisatawan Asing dan Cuaca Panas Kurangi Stok Beras di Jepang

Kompas.com - 03/08/2024, 21:05 WIB

Persediaan beras di Jepang berada pada titik terendah abad ini, seperti dilansir dari kantor berita AFP pada Rabu (31/7/2024).

Salah satu sebabnya adalah lonjakan wisatawan asing yang banyak menyantap makanan berbahan nasi seperti sushi dan onigiri.

Namun, sebenarnya ada faktor besar yang membuat pasokan beras menipis yaitu cuaca panas, kekurangan air, dan harga beras naik lebih lambat daripada karbohidrat lain; tegas Kementerian Pertanian Jepang.

Beras yang disimpan di sektor swasta adalah 1,56 juta ton pada bulan lalu.

Angka itu terendah sejak data pembanding mulai dikumpulkan pada 1999. Jumlah itu juga menunjukkan penurunan stok beras 20,8 persen dari tahun ke tahun, menurut data Kementerian Pertanian Jepang pada Selasa (30/7/2024).

"Alasan utama di balik persediaan yang sangat rendah adalah penurunan produksi tahun lalu karena suhu tinggi yang dikombinasikan dengan kekurangan air. Harga beras juga relatif murah dibandingkan dengan harga tanaman pangan lain seperti gandum," kata pejabat Kementerian Pertanian Jepang Hiroshi Itakura kepada AFP.

Baca juga: Peringatan Heatstroke Dikeluarkan di Seluruh Jepang, Suhu Bisa Capai 40 Derajat Celsius

"Peningkatan permintaan dari wisatawan asing juga berkontribusi. Namun, Jepang tidak dalam situasi menghadapi kekurangan beras," jelas Itakura.

Permintaan beras oleh wisatawan asing melonjak 31.000 ton menjadi 51.000 ton.

Jepang dikunjungi 17,78 juta wisatawan pada paruh pertama 2024. Jumlah itu satu juta lebih banyak dari sebelum pandemi.

Baca juga: Jumlah Wisatawan Asing di Jepang Capai Rekor Tertinggi pada Semester Pertama 2024

sushi
sushi

Dampak lonjakan wisatawan asing terlihat pada data permintaan beras yang naik mencapai 7,02 juta ton dalam 12 bulan hingga 30 Juni 2024.

Kenaikan permintaan beras itu pertama kali terjadi dalam satu dekade.

Sebelumnya, permintaan beras di Jepang turun selama beberapa waktu karena populasi yang menurun.

Faktor lain ialah perubahan kebiasaan makan banyak orang Jepang yang memilih karbohidrat lain seperti pasta dan kentang.

Baca juga: Kilauan Hidangan Sushi Otentik di Tokyo, Kanda (Seri 4)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.