Musim mendaki di Gunung Fuji dimulai pada Senin (1/7/2024).
Seiring dimulainya musim mendaki di Gunung Fuji, dilakukan langkah pengendalian pengunjung baru seperti diberitakan oleh kantor berita AFP, Senin (1/7/2024).
Pendaki yang masuk Gunung Fuji melalui jalur Yoshida dibatasi maksimal 4.000 per hari dan dikenakan biaya masuk sebesar 2.000 yen atau Rp 202.000-an ditambah sumbangan opsional.
Hal itu dilakukan untuk memerangi pariwisata berlebihan di jalur Yoshida, jalur pendakian paling populer di Gunung Fuji.
Baca juga: Apakah Gunung Fuji Boleh Didaki?
Reservasi online juga telah diperkenalkan tahun ini oleh pihak berwenang yang mengkhawatirkan keselamatan dan kerusakan lingkungan di Gunung Fuji.
“Saya sangat menyukai ide ini karena jika kamu menghormati gunung, kamu harus membatasi orang-orangnya,” kata pendaki Chetna Joshi kepada AFP di Stasiun Kelima jalur Yoshida.
Stasiun Kelima jalur Yoshida merupakan titik awal padat pendaki yang dapat dicapai dengan mobil.
Pria berusia 47 tahun asal India ini membandingkan kerumunan orang yang terlihat di Fuji dalam beberapa tahun terakhir dengan “kemacetan lalu lintas” para pendaki di puncak Gunung Everest.
Meskipun cuaca berangin dan gerimis pada Senin menghalangi para pendaki untuk mencapai puncak, Joshi mengatakan pendakian setengah jalan masih merupakan “pengalaman yang luar biasa”.
“Saya suka gunung. Saya kira kali ini tidak memberi izin, tidak apa-apa. Saya menerimanya,” ujarnya.
Baca juga: Jangan Lakukan 8 Larangan Ini di Gunung Fuji
Turis berbondong-bondong ke Jepang setelah pandemi berakhir. Banyak yang ingin melihat atau mendaki Gunung Fuji.
Gunung ini tertutup salju hampir sepanjang tahun. Gunung ini menarik lebih dari 220.000 pengunjung setiap periode pendakian pada Juli sampai September.
Banyak orang yang berjalan dengan susah payah sepanjang malam untuk melihat matahari terbit dari puncak setinggi 3.776 meter.
Beberapa orang tidur di jalan setapak atau menyalakan api untuk menghangatkan diri.
Sementara pendaki lain berusaha menyelesaikan pendakian tanpa istirahat, sehingga mengakibatkan sakit atau cedera.
Baca juga: Biaya Terbaru Mendaki Gunung Fuji, Lebih Mahal dan Aturan Diperketat
Pendaki Gunung Fuji meninggal minggu lalu
Situs ziarah yang dulunya damai ini memiliki tiga rute utama lainnya yang tetap bebas untuk didaki.
Namun Jalur Yoshidarelatif mudah diakses dari Tokyo menjadi pilihan yang disukai sebagian besar wisatawan. Sekitar 60 persen pendaki memilih rute tersebut.
Setiap musim panas, media Jepang melaporkan wisatawan mendaki Gunung Fuji dengan peralatan pendakian yang tidak memadai.
Langkah-langkah baru ini diperkenalkan “pertama dan terutama untuk melindungi kehidupan”, kata Gubernur Kotaro Nagasaki dari Prefektur Yamanashi.
Sebagai pengingat akan bahaya tersebut, minggu lalu empat mayat ditemukan di dekat puncak, menurut laporan media lokal.
“Saya pribadi merasa saya sudah melakukan persiapan yang berlebihan,” kata Geoffrey Kula, seorang pendaki asal Amerika Serikat, kepada AFP.
“Setelah melihat ramalan cuaca, bersiap untuk menukar beberapa pakaian jika pakaian basah dan hal-hal seperti itu. Ya, sepertinya ini seperti petualangan gila lainnya.”
Baca juga: Pagar Tinggi Dibangun di Jembatan Impian Gunung Fuji, Cegah Wisatawan Bandel
Wisatawan di Jepang meningkat
Jepang dikunjungi lebih dari tiga juta wisatawan per bulan pada Maret, April, dan Mei 2024.
Kepala bidang pariwisata menganggap tujuan ambisius negaranya untuk menarik 60 juta wisatawan asing masih dapat dicapai, setelah tahun lalu menyambut lebih dari 25 juta wisatawan.
Gunung Fuji berjarak sekitar dua jam dari pusat kota Tokyo dengan kereta api dan dapat dilihat hingga berkilometer jauhnya.
View this post on Instagram