Titik balik matahari musim panas atau 夏至 (Geshi) dalam Bahasa Jepang biasanya terjadi sekitar 21 Juni.
Summer solstice ini mengakibatkan siang menjadi lebih lama dan malam menjadi sangat singkat.
Fenomena ini terjadi karena adanya hubungan antara rotasi dan revolusi bumi.
Titik balik matahari musim panas di belahan bumi utara termasuk Jepang jatuh pada 21 Juni 2024.
Mengutip Observatorium Astronomi Nasional Jepang "Matahari Terbit dan Terbenam", matahari akan terbit di Tokyo pada pukul 04.26 dan terbenam pada pukul 19.00.
Total matahari bersinar selama lebih kurang 14 jam 30 menit.
Baca juga: 3 Kegiatan Unik di Tokyo untuk Liburan Musim Panas, Bikin Bento Lucu dan Gelas Kaca!
Sementara itu, Indonesia terletak dekat garis khatulistiwa di belahan bumi selatan, sehingga perubahan musimnya tidak terlalu terasa seperti di Jepang.
Selain itu, titik balik matahari musim panas terjadi pada bulan Desember di belahan bumi selatan.
Dengan kata lain, saat Jepang mengalami titik balik matahari musim panas, Indonesia mengalami titik balik matahari musim dingin atau “冬至(Touji)”.
Titik balik matahari musim dingin mempunyai siang tersingkat dan malam terlama.
Titik balik matahari musim panas merupakan istilah yang umum dikenal secara nasional.
Di Jepang, konsep 24 solar terms yang diperkenalkan dari China kuno masih digunakan di berbagai tempat.
Konsep itu membagi tahun menjadi empat musim yang selanjutnya dibagi menjadi enam bagian, masing-masing memiliki nama.
Titik balik matahari musim panas adalah salah satu istilah tersebut.
Masyarakat Jepang secara tradisional mendasarkan aktivitas pertanian dan budaya pada peristiwa musiman ini.
Titik balik matahari musim panas bertepatan dengan musim tanam padi yang konon merupakan waktu sibuk untuk bertani.
Setelah titik balik matahari musim panas, musim panas di Jepang pun dimulai.
Itu menjadi saat untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi musim panas dan melakukan festival musim panas.
Baca juga: 5 Festival Musim Panas di Jepang, dari Budaya Hingga Kuliner
Tradisi dan Kegiatan Terkait Titik Balik Matahari Musim Panas
Di Jepang, hanya ada sedikit acara khusus nasional atau adat istiadat yang berkaitan khusus dengan titik balik matahari musim panas.
Namun, beberapa daerah mempunyai tradisi uniknya sendiri.
Misalnya, terdapat tradisi Hangesho di wilayah Kansai yang jatuh pada hari ke-11 setelah titik balik matahari musim panas.
Saat itulah orang Kansai orang memakan gurita. Hal ini melambangkan keinginan agar akar padi dapat menempel kuat di tanah, layaknya kaki gurita.
Dalam beberapa tahun terakhir, peristiwa seperti "Malam Lilin" menjadi lebih umum terjadi selama periode titik balik matahari musim panas.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan sehingga orang-orang menyalakan lilin daripada menggunakan lampu listrik.
Baca juga: 5 Rekomendasi Kuliner Cocok Dimakan saat Musim Panas di Jepang
Kesimpulan
Titik balik matahari musim panas adalah hari istimewa di Jepang, menandai siang hari terpanjang dalam setahun.
Hal itu berfungsi sebagai tonggak penting dalam kegiatan pertanian dan budaya, dengan adat istiadat dan acara unik yang diadakan di berbagai daerah.
Semoga dengan membaca ulasan ini kamu dapat lebih memahami budaya Jepang dan perubahan musimnya.
Sumber:
Observatorium Astronomi Nasional Jepang
National Diet Library
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Juni 2024)