Saya mulai belajar bahasa Jepang ketika masih duduk di bangku SMP. Namun, pemahaman saya semakin mendalam setelah mendaftar di sekolah bahasa Jepang di Indonesia setahun yang lalu.
Kurikulum di sana komprehensif, mencakup tata bahasa, kosa kata, dan kanji, serta memberikan banyak kesempatan untuk latihan percakapan (会話).
Namun, salah satu aspek penting dari bahasa Jepang yang awalnya saya abaikan adalah hatsuon (発音) atau pengucapan, khususnya intonasi.
Baca juga: 9 Cara Berbeda untuk Bertanya “Apa Kabar?” dalam Bahasa Jepang
Pentingnya Intonasi dalam Bahasa Jepang
Intonasi bahasa Jepang memiliki 高低 (こうてい, kōtei) yang secara harfiah diterjemahkan menjadi "tinggi dan rendah". Intonasi memainkan peran penting dalam membedakan kata-kata yang homofon.
Misalnya, kata 花 (はな, hana) yang berarti "bunga" dan 鼻 (はな, hana) yang berarti "hidung", dieja dan diucapkan dengan cara yang sama tetapi berbeda intonasi.
Demikian pula, 端 (はし, hashi) yang berarti "tepi" dan 橋 (はし, hashi) yang berarti "jembatan" dibedakan berdasarkan pola nadanya.
Awalnya saya pikir perbedaan ini mirip dengan homofon dalam Bahasa Indonesia. Contotnya kata “sangsi” (meragukan) dan “sanksi” (penalti) memiliki pengucapan yang sama tetapi berbeda makna.
Meskipun ada banyak kata homofonik dalam bahasa Jepang yang memiliki intonasi dan pengucapan yang sama, terkadang perbedaannya tidak hanya pada konteksnya melainkan juga aksen nadanya yang dapat mengubah maknanya.
Baca juga: Belajar Bahasa Gaul Jepang, Biar Semakin Mirip dengan Warga Lokal!
Menyadari Pentingnya Hatsuon
Saya mengenal hatsuon sebelum bersekolah di sekolah bahasa di Indonesia.
Namun saya tidak menyadari pentingnya hal tersebut sampai saya bergabung dengan sekolah bahasa di Jepang yang memasukkan pelatihan hatsuon harian dalam kurikulumnya.
Tujuan pembelajaran hatsuon mempunyai banyak aspek yaitu membantu menghindari kebingungan di antara penutur asli, menambah nuansa percakapan, dan membuat seseorang terdengar lebih seperti penutur asli.
Perjuangan dan Solusi Penggunaan Hatsuon
Banyak pelajar asing, termasuk saya, kesulitan mempraktikkan hatsuon.
Meskipun teman-teman yang mahir dalam hatsuon selalu bersedia membantu, menguasainya masih menjadi tantangan bagi banyak dari kami.
Satu-satunya cara efektif untuk meningkatkan kemampuan adalah melalui latihan yang konsisten. Lebih sering latihan percakapan dan mendengarkan Bahasa Jepang.
Untungnya, memasukkan hatsuon ke dalam rutinitas belajar tidak harus mengganggu metode belajar saya saat ini.
Ketika mempelajari sebuah kata baru, saya biasanya menghafalkan kanji dan yomikata atau metode membacanya.
Dengan meluangkan sedikit waktu ekstra untuk mempelajari pola nada tinggi dan rendah; kamu dapat menguasai kata, kanji, dan intonasinya secara bersamaan.
Baca juga: Seri Nihongo Ojisan: Pentingnya Intonasi dalam Bahasa Jepang
Menguasai hatsuon sangat penting untuk komunikasi yang efektif dalam bahasa Jepang. Tujuannya untuk membantu menghindari kesalahpahaman dan memperkaya keterampilan agar terdengar lebih seperti penutur asli.
Meskipun mungkin tampak menakutkan pada awalnya, mengintegrasikan latihan intonasi ke dalam rutinitas belajar dapat membuat prosesnya lebih mudah dijalankan.
Dengan upaya dan latihan yang konsisten, kamu dapat mengatasi tantangan intonasi bahasa Jepang dan meningkatkan kemahiran bahasa secara keseluruhan.
Ulasan ini berdasarkan pengalaman Gas-kun, orang Indonesia yang bekerja di perusahaan Jepang. Hobi Gas-kun yaitu bermain badminton, mendengarkan musik serta bernyanyi lagu anime dan rock.
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Juni 2024)